Sumbu Filosofi Yogyakarta

Kisah Raja Yogyakarta: Episode Sri Sultan Hamengku Buwono II, Raja yang Tiga Kali Naik Takhta

Simak kisah perjalanan hidup dan perjuangan Raja Yogyakarta episode Sri Sultan Hamengku Buwono II. Beliau sudah tiga kali naik takhta, begini kisahnya

DOK. Kraton Jogja
Kisah Raja Yogyakarta: Episode Sri Sultan Hamengku Buwono II, Raja yang Tiga Kali Naik Takhta 

Hingga pada tanggal 26 April 1774, disusun perjanjian Semarang atas prakarsa Gubernur VOC Van de Burgh. 

Perjanjian ini memberi batasan tegas pembagian wilayah sebagai upaya mencegah konflik terulang kembali.

Di sisi lain, RM Sundoro menyadari bahwa Perjanjian Giyanti maupun Perjanjian Semarang telah membuat kekuasaan dan wilayah raja-raja Jawa semakin sempit. 

Kedua perjanjian itu lebih menguntungkan VOC karena wilayah kekuasan VOC justru meluas.

Perlawanan terhadap Belanda

Jendela lantai dua gedung Museum Sejarah Jakarta, tempat para hakim dan gubernur jenderal zaman VOC menyaksikan eksekusi mati para narapidana di Kawasan Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat pada Sabtu (25/6/2022).
Jendela lantai dua gedung Museum Sejarah Jakarta, tempat para hakim dan gubernur jenderal zaman VOC menyaksikan eksekusi mati para narapidana di Kawasan Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat pada Sabtu (25/6/2022). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Tekanan dari VOC semakin kuat ketika kesehatan Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Sunan Paku Buwono III menurun.

Sejak itu, kebencian RM Sundoro kepada VOC dan orang asing pada umumnya, semakin besar. 

Rasa benci RM Sundoro kepada VOC justru membuat Sri Sultan Hamengku Buwono I semakin sayang pada RM Sundoro.

Beliau menaruh harapan besar agar RM Sundoro mampu mempertahankan dan melindungi Yogyakarta dari rongrongan bangsa asing. 

Hal ini diwujudkan dengan membuat perayaan atas penetapan RM Sundoro sebagai calon pewaris takhta pada tahun 1785. 

Menurut sejarawan, perayaan tersebut diselenggarakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I untuk mengabadikan pergantian abad Tahun Jawa (1700) yang biasanya ditandai dengan peristiwa penting di bumi Jawa.

Dengan status sebagai calon pewaris sah, RM Sundoro mulai melakukan gerakan-gerakan perubahan di dalam keraton dan berupaya melindungi Keraton Yogyakarta terhadap ancaman VOC

Beliau berupaya menggagalkan pembangunan Benteng Rustenburg inisiatif Komisaris Nicholas Hartingh sejak tahun 1765 dengan cara mengerahkan pekerja dari keraton untuk membangun tembok baluwarti mengelilingi alun-alun utara dan selatan. 

Tak lupa, untuk meningkatkan pertahanan, sebanyak 13 meriam ditempatkan di bagian depan keraton menghadap ke arah benteng Belanda.

Sikap anti Belanda ini semakin menjadi-jadi, ketika RM Sundoro dinobatkan sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono II pada tanggal 2 April 1792. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved