Berita DI Yogyakarta Hari Ini

Optimalisasi Pembangunan di Selatan DIY, Pemda DIY Susun RTRW Pembangunan Kawasan Selatan

RTRW diharapkan menjadi panglima pembangunan pada kawasan selatan DIY sekaligus katalisator pembangunan agar tercipta iklim investasi yang kondusif.

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemda DIY tengah menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) DIY dengan mengusung konsep utama pengintegrasian pengelolaan ruang wilayah darat dan laut.

Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X mengatakan, RTRW ini diharapkan menjadi panglima pembangunan pada kawasan selatan DIY sekaligus katalisator pembangunan agar tercipta iklim investasi yang kondusif.

Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan dokumen yang sangat penting untuk mendukung pengembangan wilayah secara optimal. 

Juga berperan mendorong kawasan-kawasan yang potensial untuk dikembangkan, dan membatasi pembangunan pada kawasan-kawasan yang berfungsi lindung dan rentan terhadap kerusakan lingkungan.

“DIY memiliki garis pantai sepanjang 135,24 km di bagian selatan yang mencakup tiga wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunungkidul. Wilayah selatan DIY ini memiliki potensi kekayaan sumber daya alam, budaya dan potensi wisata yang luar biasa,” kat Sri Paduka saat melakukan rapat dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan dan Tata Ruang RI, Rabu (17/5/2023).

Menurut Sri Paduka, kawasan pesisir selatan DIY juga memiliki pemandangan alam yang indah, serta keunikan alam berupa karst dan gumuk pasir. 

Baca juga: RTRW Kabupaten Gunungkidul Belum Pernah Direview Sejak 2011

Sementara wilayah tengah DIY merupakah wilayah bagi berbagai kegiatan masyarakat yang harus dikelola dengan bijak agar tetap terjaga kualitas lingkungannya.

Kemudian untuk wilayah utara DIY adalah Gunung Merapi yang menjadi berkah bagi masyarakat sekitarnya tapi juga menjadi ancaman yang perlu diwaspadai.

Hal inilah yang mendasari kebijakan pembangunan DIY yang lebih mengarahkan pada wilayah selatan untuk dapat mengatasi masalah kemiskinan dan ketimpangan wilayah.

"Adanya Keistimewaan DIY turut membuka kesempatan besar bagi DIY untuk dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui semangat hamemayu hayuning bawana, untuk menciptakan bumi yang ayu dan rakyat yang rahayu," kata Sri Paduka.

Dia melanjutkan, filosofi DIY tidak pernah memisahkan ruang laut dan ruang darat. 

Filosofi Sumbu Imajiner DIY membentang dari Gunung Merapi hingga Laut Selatan.

Konsep tersebut juga sejalan dengan  visi pembangunan jangka menengah Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu menyongsong Abad Samudera Hindia untuk kemuliaan martabat manusia Jogja.

“Besar harapan kami, dalam forum lintas sektor ini dapat disepakati Rencana Tata Ruang Wilayah DIY  yang selanjutnya dapat ditetapkan menjadi peraturan daerah agar dapat segera menjadi dasar hukum yang kuat bagi pembangunan yang berkelanjutan di DIY,” ungkap Sri Paduka.

Dirjen Tata Ruang Kementerian ATR RI, Gabriel Triwibisana menyampaikan, integrasi tata ruang darat dan laut itu menjadi satu hal yang harus diselesaikan.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved