Sumbu Filosofi Yogyakarta

Sejarah Masangin, Permainan Tutup Mata di Alun-Alun Kidul Yogyakarta, Konon Bisa Kabulkan Permintaan

Ternyata begini sejarah Masangin, permainan tutup mata di Alun-Alun Kidul (Alkid) Yogyakarta. Benarkah bisa mengabulkan permintaan?

TRIBUNJOGJA.COM | Hamim Thohari
Sejarah Masangin, Permainan Tutup Mata di Alun-Alun Kidul Yogyakarta, Konon Bisa Kabulkan Permintaan 

TRIBUNJOGJA.COM - Terkesan gampang, tapi sebenarnya sulit dilakukan. 

Itulah Masangin, permainan berjalan dengan tutup mata, melewati jalan di tengah Supit Urang, dua pohon beringin kembar di Alun-Alun Selatan atau Alun-Alun Kidul Yogyakarta.

Apakah Anda sudah pernah mencoba permainan ini saat mampir di Alun-Alun Selatan Yogyakarta?

Jika belum pernah, sesekali Anda perlu mencobanya. Konon, permintaan bisa dikabulkan jika bisa berjalan dengan mata tertutup melewati Supit Urang.

Namun, sebelum Anda bergegas mencoba, simak dulu sejarah Masangin dan mitosnya.

Sejarah Masangin di Alun-Alun Kidul Yogyakarta

Sejumlah wisatawan mencoba permainan Masangin di Alun alun Selatan (Alkid) Yogyakarta pada 2015
Sejumlah wisatawan mencoba permainan Masangin di Alun alun Selatan (Alkid) Yogyakarta pada 2015 (Tribun Jogja/Hamim Thohari)

Alun-Alun Selatan Yogyakarta atau Alun-Alun Kidul Yogyakarta dibangun oleh Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Pembangunan alun-alun dilakukan bersamaan dengan pembangunan Keraton Yogyakarta, yakni pada 9 Oktober 1755.

Selain disebut sebagai Alun-Alun Kidul alias Alkid, alun-alun ini juga punya julukan lain, yaitu Alun-Alun Pengkeran yang artinya Alun-Alun Belakang.

Sejarah Alun-Alun Selatan Yogyakarta bisa Anda baca dengan KLIK DI SINI.

Sampai artikel ini ditulis, Alun-Alun Kidul Yogyakarta masih sangat ramai, tidak pernah sepi, selalu didatangi pengunjung, baik lokal maupun luar Jogja.

Saat senja mulai tiba, suasana Alun-Alun Selatan Yogyakarta sudah tidak terlalu panas, sehingga banyak yang mencoba melakukan Masangin.

Terkadang, saat pagi atau siang hari, ada juga yang mencoba Masangin di alun-alun ini.

Bahkan, ketika hari sudah malam, masih ada juga yang mencoba Masangin untuk menjajal peruntungan.

Baca juga: Sejarah Alun-Alun Selatan Yogyakarta, Miliki 5 Jalan Keluar Lambang 5 Indra Manusia

Baca juga: Sejarah dan Tata Cara Penyajian Teh bagi Raja Keraton Yogyakarta: Ladosan Pangunjukan Dalem

Masangin itu apa sih?

Masangin, permainan menembus pohon di Alun-alun Kidul Yogyakarta. Kelihatannya mudah, tapi susah!
Masangin, permainan menembus pohon di Alun-alun Kidul Yogyakarta. Kelihatannya mudah, tapi susah! (TRIBUNJOGJA.COM | Hamim Thohari)

Masangin adalah kegiatan menutup mata dengan menggunakan kain, kemudian mencoba berjalan dari arah utara ke arah selatan, melewati tengah-tengah dua pohon beringin di Alun-Alun Selatan Yogyakarta.

Dua pohon beringin ini memiliki nama Supit Urang.

Wisatawan akan menutup mata dan mencoba berjalan melewati Supit Urang.

Jika berhasil melewati jalan di tengah Supit Urang, konon segala permintaannya akan terkabul.

Lantas, bagaimana sejarah kegiatan masangin? 

Mengapa muncul mitos tentang permintaan akan terkabul jika berhasil melewati Supit Urang?

Mengutip laman resmi Dinas Pariwisata DIY, Tradisi Masangin sudah ada sejak zaman dahulu, ketika Kesultanan Yogyakarta masih berjaya. 

Mulanya, masangin dilakukan saat masyarakat menjalankan tradisi tapa bisu (topo bisu).

Ratusan warga mengikuti ritual Topo Bisu Mubeng Benteng di komplek Keraton Yogyakarta, Sabtu (25/10/2014) dini hari.
Ratusan warga mengikuti ritual Topo Bisu Mubeng Benteng di komplek Keraton Yogyakarta, Sabtu (25/10/2014) dini hari. (Tribun Jogja/Santo Ari)

Tradisi Topo Bisu ini dilakukan setiap Malam 1 Suro atau Malam 1 Sura.

Para prajurit dan abdi dalem Keraton Yogyakarta akan berjalan tanpa bicara, mengelilingi Benteng Keraton Yogyakarta.

Mereka akan memakai pakaian lengkap adat jawa dan berbaris rapi dalam menjalankan Topo Bisu. 

Ritual Topo Bisu dimulai di halaman Keraton Yogyakarta.

Selanjutnya, prajurit dan abdi dalem juga akan melewati kedua beringin kembar di Alun-Alun Selatan Yogyakarta

Hal tersebut diyakain untuk mencari berkah dan meminta perlindungan dari serangan musuh.

Dari situlah mitos Tradisi Masangin berkembang. 

Masyarakat percaya, jika seseorang dapat melintasi jalan di tengah Supit Urang dengan mata tertutup, maka apa yang diinginkan akan terkabul.

Mengutip laporan wartawan TribunJogja.com via Tribunnews.com, masyarakat meyakini bahwa hanya mereka yang memiliki hati bersih dan niat baik yang bisa melakukan Masangin.

Baca juga: Sejarah Cepuri Parangkusumo, Tempat Upacara Labuhan dan Ziarah di Utara Pantai Parangkusumo

Baca juga: Sejarah Upacara Adat Labuhan di Pantai Parangkusumo, Tradisi Keraton Yogyakarta Sejak Abad ke-17

Mencoba Masangin di Alun-Alun Selatan Yogyakarta

Seorang pengunjung Alkid Kota Yogyakarta menjajal Masangin dibantu keluarganya, Senin (25/10/2021)
Seorang pengunjung Alkid Kota Yogyakarta menjajal Masangin dibantu keluarganya, Senin (25/10/2021) (TRIBUNJOGJA/MIFTAHUL HUDA)

Bagi sebagian orang, Masangin memang tampak sepele, sebab jalan di antara beringin kembar Supit Urang cukup luas.

Namun, tidak sedikit pula orang yang gagal melewati jalan luas di antara Supit Urang tersebut.

Ada yang berjalan melenceng ke kanan, dan ada juga yang berjalan belok ke kiri, tanpa disadari.

Pada 2015 lalu, Yan­ Suhendra, seorang wisatawan asal Jakarta sempat bertemu dengan wartawan Tribunjogja.com dan menceritakan pengalamannya mencoba Masangin di Alun-Alun Kidul.

Yan­ Suhendra mengatakan, sepertinya mudah untuk ­berjalan lurus melewati tengah dua pohon­ beringin di Alun-Alun Kidul, tetapi nyatanya, ia gagal terus.

Pria yang datang dari Jakarta itu mengaku sudah mencoba Masangin sebanyak 3 kali.

Namun, tidak satu pun usahanya berhasil, padahal melewati jalan lebar di tengah Supit Urang terkesan sepele dan mudah.

Alun-Alun Selatan Yogyakarta atau Alun-Alun Kidul Yogyakarta
Alun-Alun Selatan Yogyakarta atau Alun-Alun Kidul Yogyakarta (DOK. Keraton Yogyakarta)

“Sepertinya saya jalannya sudah lurus da­n yakin akan melewati tengah beringin, tetapi setelah saya buka tutup mata, ternyata melenceng,” beber Yan Suhendra, dikutip Tribunjogja.com dari Tribunnews.com.

Meski gagal, ia mengaku terhibur setelah mencoba Masangin di Alun-Alun Selatan Yogyakarta.

Bersama teman-teman, Yan Suhendra bisa tertawa melihat satu sama lain berjalan melenceng cukup jauh dari tengah Supit Urang.

“Besok ji­ka ke Jogja lagi saya akan mencobanya kembali, saya masih penasaran,” ujar Yan Suhendra sa­mbil tertawa.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda tertarik mencoba Masangin di Alun-Alun Kidul Yogyakarta? (Tribunjogja.com/ANR)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved