Politisi PKB : Pembahasan Capres dan Cawapres KKIR Sudah Selesai

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) tinggal menunggu waktu untuk mengumumkan calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung di Pilpres 2024 mendatang.

Pasangan yang akan diusung di Pilpres 2024 pun sudah mengerucut ke duet Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar.

Sinyal KKIR akan mengusung Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid.

Menurut Jazilul, pembahasan capres dan cawapres di KKIR telah selesai.

Prabowo Subianto telah menerima mandat dari hasil Rapimas Partai Gerindra untuk maju capres di Pilpres 2024 mendatang.

Sementara itu, Muhaimin juga telah menerima mandat dari Muktamar PKB.

Saat ini tinggal menunggu pembahasan final oleh Ketua Umum Partai Gerindra dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa.

"Formulanya sudah jelas Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, bahwa capres dan cawapres ada di tangan pak Prabowo dan Gus Muhaimin," katanya seperti yang dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (9/5/2023).

Baca juga: Politisi Gerindra Tegaskan Usung Prabowo Subianto di Pilpres 2024

"Kita sedang menunggu pembahasan final pak Prabowo dan Gus Muhaimin dan segera diumumkann nama capres dan cawapres,"lanjutnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Gerindra Budisatrio Djiwandono mengatakan keputusan Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres) untuk diusung di Pilpres 2024 sudah final dan tidak dapat ditawar lagi.

Budi menyebut hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menyebut Prabowo hampir unggul di semua simulasi akan semakin menguatkan keyakinan Gerindra.

"Pencapaian ini semakin menguatkan keyakinan kami, bahwa amanah yang diberikan kepada Pak Prabowo sebagai calon presiden yang diusung oleh Partai Gerindra dalam Rapimnas di bulan Agustus tahun lalu, adalah final dan tidak dapat ditawar lagi," kata Budi lewat keterangan tertulis, Kamis (4/5/2023).

Dia pun meminta kepada seluruh pengurus dan kader Partai Gerindra dari tingkat pusat hingga daerah untuk tidak terlena dengan hasil-hasil survei.

"Karena sesungguhnya proses Pemilu masih panjang dan dinamis," ujar Budi. (*)