GKR Mangkubumi Kunjungi Museum History of Java di Bantul : Sarana Edukasi tentang Sejarah Tanah Jawa
GKR Mangkubumi menuturkan pascapandemi Covid-19, banyak sektor perlu dipulihkan. Salah satunya sektor wisata, termasuk kunjungan ke museum
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Ketua Umum Kadin DIY yang juga putri Raja Keraton Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi menyambangi Museum History of Java atau HOJ, yang berlokasi di Jalan Prangtritis Km 5,5 Sewon, Bantul.
Kedatangan GKR Mangkubumi kali ini untuk melihat berbagai koleksi di museum tersebut.
Kunjungan itu juga dalam rangka syawalan Kadin DIY, sekaligus melakukan kunjungan museum bersama ratusan anggota Kadin.
"Museum ini sangat menarik, bisa menjadi destinasi pilihan sekaligus sebagai sarana edukasi tentang sejarah Tanah Jawa," kata Mangkubumi.
GKR Mangkubumi menuturkan pascapandemi Covid-19, banyak sektor perlu dipulihkan. Salah satunya sektor wisata.
Kunjungan museum menjadi salah satu upaya Kadin DIY menggeliatkan sektor pariwisata itu.
Acara syawalan yang didaulat di Museum History of Java itu dihadiri dan dibuka GKR Mangkubumi dengan tajuk Mempererat Persaudaraan, Tingkatkan Kesejahteraan dan Bahagia dalam Kebersamaan.
Ratusan anggota Kadin DIY diajak melakukam museum tour adventure sembari mengulik sejarah di museum yang diperlengkapi dengan kecanggihan IT modern itu.
Reno Halsamer, pendiri Dtopeng Kingdom Museum Grup sekaligus pengelola Museum HOJ menuturkan pihaknya mengharapkan Museum HOJ bisa menjadi satu sentra edukasi sejarah dan kebudayaan di Yogya.
"Museum ini dirancang menjadi satu kawasan wisata budaya yang terintegrasi sehingga juga memberikan peluang industri kreatif bagi para pengrajin UKM untuk menjualkan produk lokalnya," kata dia.
Kalangan pengusaha yang tergabung dalam Kadin DIY juga menyoroti dugaan kelesuan sektor pariwisata di wilayah itu yang terpantau pada libur lebaran lalu.
"Meskipun lalu lintas libur lebaran kemarin Yogya tampak padat, namun dari laporan PHRI (Persatuan Hotel Restoran Indonesia) DIY okupansi hanya tercapai 60-70 persen, ini perlu disikapi," kata Wakil Ketua Umum Kadin DIY Rahadi Saptata Abra.
Abra menduga, salah satu lesunya pariwisata di Yogya pada libur lebaran lalu karena salah satunya masih minimnya event. Selain itu, dugaan turunnya kunjungan wisata juga karena belum terpublikasikannya spot spot wisata alternatif yang notabene ada banyak di Yogya.
"Seperti kunjungan museum, ada banyak museum di Yogya dan pelaku wisata bisa menggelar event di museum museum itu, sehingga agenda wisata tak terputus dan banyak pilihan," kata Abra.
Ia mencontohkan di Museum HOJ sebenarnya menjadi salah satu museum terlengkap di Yogya. Karena di tempat itu menyimpan ribuan benda bersejarah peninggalan masa kerajaan-kerajaan Indonesia. Dari era Majapahit hingga Mataram Islam.
"Wisata minat khusus ke museum seperti inilah yang perlu diperbanyak," kata dia. (*)
Gerakan Pramuka Gunungkidul Diajak Berperan dalam Program Ticket to Life untuk Anak Rentan |
![]() |
---|
50 Kader Pramuka di DIY Difasilitasi Inkubasi Bisnis Saka Wirausaha 2025, Terbanyak dari Kota Yogya |
![]() |
---|
Respon Tarif Impor AS, Kadin DIY Dorong Penguatan Pasar Domestik |
![]() |
---|
Benarkah Alun-alun Kidul Akan Ditutup? Sri Sultan HB X: Tanya Mangkubumi |
![]() |
---|
Kadin DIY Sebut Pelaku Usaha Perlu Mendapat Pendidikan Ekspor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.