Pilpres 2024

Soal Pertemuan Presiden Jokowi dengan 6 Ketum Parpol, Adi Prayitno: Cari Titik Temu

Melalui pertemuan tersebut, Presiden Jokowi ingin mendengar secara langsung langkah politik apa yang diambil oleh pimpinan  parpol koalisi

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi dan Ganjar Pranowo seusai melangsungkan Salat Idulfitri 1444 H di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (22/4/2023) 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi secara khusus mengundang enam ketua umum partai politik (parpol) koalisi pemerintah ke Istana Negara pada Selasa (2/5/2023) malam.

Dari sejumlah parpol koalisi pemerintahan, hanya Partai Nasdem yang tidak diundang dalam pertemuan itu.

Partai Nasdem tidak diundang diduga karena mengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.

Terus bagaimana pandangan pengamat politik terkait dengan pertemuan Presiden Jokowi dengan enam ketum parpol minus Nasdem tersebut?

Dikutip dari Kompas.com, Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menduga pertemuan Presiden Jokowi dengan enam pimpinan parpol koalisi pemerintahan minus Nasdem tersebut membahas langkah politik pasca deklarasi PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang.

Melalui pertemuan tersebut, Presiden Jokowi ingin mendengar secara langsung langkah politik apa yang diambil oleh pimpinan  parpol koalisi pemerintahan tersebut.

Sebab, empat dari enam parpol koalisi pemerintahan tersebut hingga saat ini belum menentukan sikap terkait calon yang akan diusung di Pilpres 2024.

Sementara PDIP dan PPP secara resmi sudah mengusung Ganjar Pranowo.

“Bagaimana sikap politik mereka ke depan. Saya Kira itu yang akan dilihat dan dicarikan titik temunya,” ujar Adi seperti yang dikutip dari Kompas.com, Rabu (3/5/2023).

Menurut Adi, Presiden Jokowi menginginkan keenam parpol koalisi pemerintah tersebut bisa mendukung Ganjar di Pilpres 2024 mendatang.

Namun jika tidak, maka ada potensi keempat parpol bakal menjadi pesaing dari PDI-P dan Ganjar pada Pilpres 2024.

Termasuk, lanjut Adi, menjadi parpol yang melawan Jokowi sendiri.

“Artinya kalau keempat parpol itu tidak mau bergabung dengan PDI-P untuk mengusung Ganjar ya konsekuensinya berhadapan dengan PDI-P, Ganjar, dan berhadap-hadapan dengan Jokowi, karena bagaimanapun Jokowi itu kader PDI-P bukan kader (parpol) yang lain,” paparnya.

Menurut Adi, salah satu yang ingin dicari tahu oleh Jokowi adalah kekehnya sikap Golkar dan Gerindra untuk mengusung ketua umumnya masing-masing, Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto sebagai capres.

“Termasuk Golkar apakah Airlangga tetap harga mati, atau gabung dengan PAN, gabung dengan PDIP atau bergabung dengan Prabowo Subianto?” ucap dia.

“Misalkan yang pasti dibicarakan bagaimana pandangan politik Gerindra? Apakah Gerindra akan tetap harga mati untuk maju 2024, kalau tetap harga mati tentu konsekuensinya akan terjadi head to head dengan Ganjar, dengan PDI-P,” imbuh Adi. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved