Mbah Maridjan Putri Meninggal
KISAH Cinta Mbah Maridjan dan Ponirah, Cinta Sejati di Gunung Merapi
Kisah cinta Ponirah dan Mbah Maridjan memang tidak banyak diekspos oleh media. Ponirah dikenal sebagai pendamping sang juru kunci Gunung Merapi
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Bunga Kartikasari
Mbah Maridjan ditemukan meninggal di dapur rumahnya dan ditemukan pada Rabu (27/10/2010).
Berdasarkan data BPPTKG, erupsi Merapi terjadi pada Selasa 26 Oktober 2010 pukul 17.02 WIB.
Awan panas guguran Gunung Merapi meluncur hingga 8 kilometer ke arah tenggara atau ke Kali Gendol.
Kejadian ini mengawali rangkaian erupsi Merapi tahun 2010.
“Hatinya terkoyak karena beliau kehilangan sosok suami yang selalu setia menemani hidupnya
sehari-hari,” tulis skripsi itu.
“Sungguh berat bagi Ibu Ponirah untuk menghilangkan rasa traumanya, menghilangkan rasa kehilangan yang begitu mendalam, luka batin yang begitu berat dihadapi. Ibu Ponirah merasakan hari-hari yang sepi tak bermakna dalam menghadapi kehidupannya,” tambah peneliti.
Dalam penelitian itu, tertulis Ponirah mengalami was-was saat menemani Mbah Maridjan berada di Kinahrejo, setiap kali gunung itu bergejolak dalam kurun waktu 4-5 tahunan.
Baca juga: KISAH Hidup Mbah Maridjan, Juru Kunci Gunung Merapi yang Meninggal Dalam Keadaan Sujud
Ponirah disebut kerap bertanya mengapa suaminya harus meninggal dengan cara tersapu awan panas.
Peneliti menuliskan kembali ucapan Ponirah yang pada saat itu baru kehilangan suaminya selama tiga tahun.
“Aku gelo banget kelangan Mbah Kakung. Aku krungu kabar kui, aku trus raiso ngopo-ngopo. Rasane kaya arep melu mati bareng Mbah Kakung. (Aku kecewa sekali kehilangan Mbah Kakung. Aku dengar kabar itu, aku terus tidak bisa melakukan apa-apa. Rasanya seperti ingin ikut mati bersama Mbah Kakung),” tulis peneliti.
Kepada peneliti, Ponirah mengakui ia tidak lagi bergairah menyelesaikan hidup.
“Mbah Kakung wis raono, dadi gothang, ono sik ilang. Bendinane rasane dadi aras-arasen. (Mbah Kakung sudah tiada, jadi janggal, ada yang hilang. Setiap hari rasanya malas),” ucap Ponirah yang dituliskan di dalam skripsi peneliti.
Sosok yang Tabah

Hanya ketabahan Ponirah yang membuatnya bisa hidup hingga lebih dari satu dekade setelah suaminya tiada.
“Simbok tabah dan tidak bisa memaksa kehendak bapak untuk turun gunung. Simbok sadar karena bapak memiliki peran penting sebagai juru kunci Merapi yang bisa berkomunikasi spiritual,” tulis peneliti mengikuti ucapan Asih.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.