Warga di Lereng Merapi Sleman Patungan Hingga Rp100 Juta untuk Perbaiki Jalur Evakuasi yang Rusak 

Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian sekaligus kecewa karena Pemerintah tak kunjung melakukan perbaikan. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
Warga Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman gotong-royong memperbaiki jalur evakuasi yang kondisinya rusak parah, di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi. Perbaikan dilakukan dengan menambal lubang secara swadaya. 

"Berarti kan tidak ada kejelasan yang pasti. Kan begitu toh. Makanya, karena itu dirasa penting bagi masyarakat. Ya udah, kalau tidak dianggarkan, karena tidak ada anggaran, ya udah swadaya. Karena ini berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, terkait dengan nyawa manusia," kata Suroto.

Menurut dia, dengan jawaban dari pemerintah itu warga Glagaharjo spontan bersepakat untuk memperbaiki jalan secara swadaya.

Anggarannya patungan terutama warga yang tinggal di kawasan KRB III. Uang yang terkumpul kurang lebih Rp100 juta dan digunakan untuk penambalan lubang- lubang di jalur evakuasi sepanjang lebih kurang dua kilometer.

Pengerjaan penambalan pun dilakukan dengan cepat. 

"Mulai persiapan Sabtu (8/4/2023) pagi. Kemudian dilembur.  Sampai dengan tadi malam jam 3 pagi selesai," kata dia. 

Dikonfirmasi, Kepala DPUPKP Sleman Taupiq Wahyudi mengungkapkan, jajarannya akan segera melakukan pengecekan ke lokasi pada Senin (10/4/2024) besok.

Pada prinsipnya, kata dia, jika memang jalur tersebut statusnya adalah jalan Kabupaten maka pihaknya yang berwenang melakukan pemeliharaan.

Tetapi jika itu adalah jalur evakuasi yang bukan termasuk jalan kabupaten, maka kewenangannya berada di BPBD Sleman

"Jadi begitu Pembagiannya. Jalur evakuasi yang tidak masuk jalan kabupaten nanti dari BPBD. Tapi selama itu akses jalan Kabupaten, maka kami yang melakukan pemeliharaan," kata Taufiq. 

Pihaknya mengaku sangat berhati-hati untuk perbaikan di jalur evakuasi.

Sebab, kawasan rawan bencana (KRB) III ada yang masuk area terdampak langsung (ATL) erupsi Merapi, di mana area tersebut berdasarkan rekomendasi dari badan geologi tidak boleh dihuni sehingga jika diberikan akses atau fasilitas jalan malah dianggap keliru.

Belum lagi, jika menganggarkan perbaikan jalan dan ternyata bukan jalan Kabupaten, maka jika ada pemeriksaan akan menjadi temuan. 

Karena itu, pihaknya mengaku bersama BPBD Sleman dan unsur Pimpinan Daerah pada Senin (10/4/2023) esok akan mengecek langsung ke lokasi. 

"Prinsipnya dari PU, jika itu Jalan Kabupaten maka kami yang melakukan pemeliharaan," kata dia.(*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved