Mutiara Ramadan

Ketahanan Keluarga

Setiap  ibadah yang dilakukan oleh semua umat beragama sarat akan makna dan tujuan mulia.

Editor: ribut raharjo
Istimewa
HM Wahib Jamil SAg MPd, Kepala Kantor Kemenag Kulon Progo 

HM Wahib Jamil SAg MPd, Kepala Kantor Kemenag Kulon Progo

TRIBUNJOGJA.COM - Setiap  ibadah yang dilakukan oleh semua umat beragama sarat akan makna dan tujuan mulia.

Ibadah Ramadan yang dilakukan umat Islam di penjuru dunia memiliki hikmah dalam kehidupan umat manusia baik secara pribadi, keluarga dan berbangsa bernegara.

Salah satunya adalah untuk mewujudkan ketahanan dan keharmonisan keluarga.

Menurut data statistik Indonesia, bahwa kasus perceraian Indonesia mencapai 516.334 pada tahun 2022. Angka ini meningkat sekitar 15,31 persen dibandingkan data tahun 2021 yang mencapai 447.743 kasus.

Kasus tersebut menjadi keprihatinan bagi seluruh pemangku kebijakan dan elemen bangsa negara. Momen Ramadan dapat dijadikan sebagai ikhtiar untuk memperkuat ketahanan keluarga, apabila ramadlan dilakukan dengan penuh khidmat dan terimplementasi dalam kehidupan.

Mewujudkan keharmonisan dalam keluarga menjadi perhatian khusus bagi Rasulullah SAW. Dalam hadits Rasulullah SAW menyatakan khairukum khairukum liahlihi, wa ana khairukum li ahli; berbuat baiklah berbuat baiklah kamu pada keluarga, dan aku (Rasulullah) sebaik-baik kepada keluarga.

Rasulullah telah memberikan suritauladan bagaimana membangun keharmonisan dalam keluarga; membangun kelemahlembutan dalam berbicara, memanggil pasangannya dengan panggilan yang indah, tidak amarah saat menghadapi keadaan yang sulit, spiritual yang tak tertandingi dalam kehidupan keluarga, dan berbagai sikap-sikap yang mengedepankan cinta kasihnya pada keluarga.

Pesan ini mengajak kepada umat manusia untuk senantiasa membangun keharmonisan dan ketahanan dalam keluarga.

Membangun kebahagiaan keluarga hakekatnya menjadi dambaan setiap insan berkeluarga. Allah sudah mensiratkan dalam surat Ar Rum (30) ayat 21; Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram (sakinah) kepadanya dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.

Ayat ini menggambarkan bahwa tujuan berkeluarga untuk mewujudkan kebehagiaan, ketenteraman dengan landasan cinta kasih sayang.

Ramadan merupakan bulan membangun keharmonisan dalam keluarga, secara personal melatih kesabaran, kejujuran, keikhlasan, tumbuhnya cinta kasih sayang antar sesama, kebersamaan dalam berbagai aktivitas peribadahan.

Keharmonisan akan tampak saat merasakan lapar bersama, buka bersama, sahur bersama, ibadah tarawih berjamaah dan berbagai kebersamaan lainnya. Sikap perilaku seperti ini apabila dilakukan dengan kesadaran diri akan mampu mewujudkan ketahanan dan keharmonisan keluarga

Hikmah yang dapat dipetik untuk mewujudkan ketahanan dan keharmonisan keluarga;

Pertama, spiritualitas keagamaan dengan berbagai ibadah akan menjadikan keluarga semakin kuat keyakinannya pada Allah SWT.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved