Tak Ada Lagi Tes Calistung untuk Masuk SD, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim Jelaskan Alasannya

Keputusan tersebut telah resmi disampaikan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
via tribunnews
Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim 

TRIBUNJOGJA.COM - Tes membaca, menulis dan berhitung (calistung) resmi dihapuskan dalam sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) masuk SD.

Artinya, calon siswa baru yang akan menapaki atau masuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) tak diwajibkan lagi bisa calistung.

Keputusan tersebut telah resmi disampaikan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.

Terkait kebijakan tersebut, Nadiem Makarim pun memberikan penjelasan dan memberikan alasannya.

Tes calistung sendiri adalah ujian membaca, menulis, dan menghitung yang bertujuan untuk memetakan kemauan siswa di tingkat Sekolah Dasar (SD).

Penghapusan tes calistung bukan tanpa alasan.

Dikutip dari Kompas.com Rabu (29/3/2023), Nadiem menjelaskan penghapusan tes calistung karena adanya banyak miskonsepsi tentang tes tersebut.

Alasan Nadiem menghapus tes calistung adalah terkait miskonsepsi tentang tes calistung yang terjadi di masyarakat.

Miskonsepsi itu seolah-olah membuat anak yang hendak masuk SD harus bisa calistung.

Miskonsepsi itu dikhawatirkan menyebabkan anak-anak tidak mendapatkan akses pendidikan yang merata karena tidak lolos tes calistung.

"Poinnya adalah ada miskonsepsi bahwa hanya calistung itu yang terpenting dan cara ngajarin calistungnya Itu juga salah," kata Nadiem.

"Kenapa salah, karena ini menjadi suatu metode yang mengasosiasikan anak-anak PAUD kita, mengasosiasikan sekolah menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan," imbuh dia.

Terlebih lagi, selama ini tes calistung menjadi salah satu kriteria siswa masuk SD.

Sebaliknya, Nadiem menegaskan bahwa pendidikan bagi anak PAUD seharusnya tidak hanya mengedepankan calistung.

Tetapi juga mengasah kemampuan peserta didik yang mencakup emosi, kemandirian, hingga kemampuan berinteraksi.

Fokus pada 4 pembelajaran

Untuk mengatasi miskonsepsi tersebut, Nadiem menyampaikan empat fokus pembelajaran yang perlu diberikan kepada siswa di tingkat PAUD yang hendak masuk SD.

Dilansir dari Kompas.com Rabu (29/3/2023), berikut empat fokus pembelajaran PAUD tersebut:

1. Pembelajaran PAUD dan SD

berkesinambungan Menurut Nadiem, transisi PAUD ke SD perlu berjalan dengan mulus.

Artinya, proses pembelajaran kedua lembaga pendidikan ini harus berkesinambungan.

2. Pemenuhan kemampuan fondasi holistik

Selain itu, setiap anak juga harus mendapatkan kemampuan fondasi yang holistik, tidak hanya mengenai kemampuan kognitif saja.

Adapun kemampun fondasi holistik meliputi emosi, kemandirian, kemampuan berinteraksi, dan sebagainya.

3. Kemampuan literasi dan numerasi

Kemampuan literasi dan numerasi juga tidak kalah penting untuk mengatasi miskonsepsi mengenai calistung.

4. Siap sekolah

Menurut Nadiem, siap sekolah merupakan proses, bukan hasil.

Proses itu perlu dihargai oleh satuan pendidikan dan orang tua yang bijak.

Setiap anak memiliki kemampuan, karakter, dan kesiapan masing-masing saat memasuki jenjang SD, sehingga tidak dapat disamaratakan dengan standar atau label-label tertentu.

(*/kompas.com)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Alasan Nadiem Makarim Hapus Tes Calistung Masuk SD?"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved