Mutiara Ramadan

Ajarkan Kesetaraan

Di mata Allah SWT, hanya ketaqwaan yang membedakan derajat manusia, bukan yang lainnya.

|
Editor: ribut raharjo
zoom-inlihat foto Ajarkan Kesetaraan
ist
Lilis Ummi Fa’iezah SPd MA, Guru MTsN 6 Sleman

Oleh: Lilis Ummi Fa’iezah SPd MA, Guru MTsN 6 Sleman

TRIBUNJOGJA.COM - Di mata Allah SWT, hanya ketaqwaan yang membedakan derajat manusia, bukan yang lainnya.

Sudah jelas bahwa manusia dalam Islam diposisikan sebagai ‘abdullah’ yang artinya abdi, hamba dan penyembah Allah SWT.

Peran manusia dalam Alquran terungkap dalam surah Adz Dzariyat ayat 56, “ dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Jadi, dengan kewajiban yang sama yaitu hanya abdi dan hamba Allah SWT, seharusnya tidak ada manusia yang memandang dirinya lebih dari manusia lain.

Namun kenyataannya, orang sering memandang orang lain berdasarkan derajat sosialnya. Ada orang yang menganggap orang lain berderajat lebih tinggi karena kekayaan, jabatan, keturunan, kepandaian atau sebab lain, demikian juga sebaliknya.

Menjadi berlebihan bila seseorang menganggap dirinya lebih penting sehingga meminta diperlakukan sebagai atasan yang dihormati oleh bawahannya.

Padahal tidak seperti itu karena pada dasarnya hidup setiap manusia bergantung pada manusia lain. Orang-orang dengan posisi sebagai atasan justru lebih banyak bergantung pada mereka yang berposisi sebagai bawahan.

Tanpa bawahan, kesuksesan, kemudahan, kejayaan tidak akan terwujud. Jabatan, kekayaan, kepandaian, keturunan hanyalah asesori dunia yang kelak harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

Islam mengajarkan manusia tentang arti kesetaraan salah satunya melalui puasa Ramadan. Di bulan puasa umat Islam akan merasakan lapar dan haus yang sama, tak peduli dengan status sosialnya.

Tidak ada orang yang dianggap status sosialnya lebih tinggi merasakan derajat lapar yang lebih rendah atau sebaliknya.

Dengan sama-sama menahan haus dan lapar, diharapkan timbul perasaan setara, saling menghargai, saling berbagi dan menyayangi satu sama lain.

Tidak ada orang yang sengaja menzalimi orang lain karena setiap orang sama di hadapan Allah SWT. Setiap orang akan memberikan hak orang lain secara penuh sebagai wujud nyata ajaran Islam tentang kesetaraan dan kasih sayang.

Sayangnya, sering manusia lalai bahwa kedudukan mereka di hadapan Allah SWT setara. Perlakuan sewenang-wenang pada orang lain kerap terjadi bahkan diunggah di media sosial. Mereka seolah lupa akan tanggung jawab besar di hadapan pengadilan Allah kelak atas segala perbuatan buruk kepada orang lain.

Alquran berpesan, “Janganlah sekali-kali kebencianmu kepada satu kaum, mendorong kamu tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada taqwa dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Maidah; 8).

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved