Berita Jogja Hari Ini
Soal Penutupan Patung Bunda Maria, Pj Sekda DIY: Warga Jogja Harus Kedepankan Toleransi
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) angkat bicara soal kasus penutupan patung Bunda Maria milik Rumah Doa Sasana Adhi Rasa Santo Yacobus
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) angkat bicara soal kasus penutupan patung Bunda Maria milik Rumah Doa Sasana Adhi Rasa Santo Yacobus, di Dukuh Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Wiyos Santoso mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan jika benar ada oknum yang memaksa menutup patung Bunda Maria.
Sebab, masyarakat Jogja seharusnya dapat mengedepankan nilai-nilai toleransi dalam beragama.
Baca juga: Pekan Perdana Ramadan 2023, Harga Emping di Pasar Darurat Klaten Meroket Rp 85 per Kilogram
"Seharusnya di Jogja itu kan kita kedepankan toleransi, puasa itu kan juga ibadah, toleransi itu kan juga ibadah. Seharusnya kita bisa menjaga ketika mempercayai itu tapi tidak mengganggu kepercayaan pihak lain," jelas Wiyos di kantornya, Jumat (24/3/2023).
Wiyos melanjutkan, di bulan Ramadan ini seharusnya dapat menjadi momen bagi seluruh masyarakat untuk bisa lebih meningkatkan sikap saling menghargai.
Masyarakat diharapkan juga tidak terprovokasi atas peristiwa tersebut karena dapat memperkeruh keadaan.
"Kita harapkan di Bulan Ramadan ini semua bisa lebih menjaga dan meningkatkan toleransi bukan kita harus memaksakan sesuatu golongan atau agama tertentu tapi kita harapkan kita bisa saling menghargai," jelasnya.
Pemda DIY pun menyerahkan seluruhnya penanganan kasus ini kepada kepolisian.
"Terhadap tindakan itu sudah kita serahkan ke pihak berwajib sudah ditangani juga ya kita tunggu saja bagaimana penanganannya terhadap itu dan penyelesaian saya harapkan bisa diselesaikan dengan baik lah," jelasnya.
Menurutnya, Pemda DIY sudah melakukan sejumlah upaya untuk mencegah terjadinya praktek intoleransi dengan melibatkan sejumlah pemangku kepentingan.
Mulai dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Badan Intelijen Negara Daerah DIY, hingga Polda DIY.
Hanya saja untuk pengawasan di tingkat bawah diakuinya sulit diwujudkan.
Wiyos pun berharap kepada instansi yang bertugas dalam pembinaan masyarakat dapat selalu terjun langsung ke masyarakat sehingga jika terjadi potensi aksi intoleran dapat dideteksi secara lebih dini.
"Pembinaan masyarakat kita harapkan bisa selalu terjun ke masyarakat. Minimal kalau ada potensi muncul seperti hal kemarin itu kita bisa deteksi lebih dini dan dicegah. Itu yang kita harapkan semua aparat harus bekerja sama," bebernya. (tro)
Komentar Sri Sultan HB X soal Keracunan MBG di Jogja dan Sanksi untuk SPPG Menurut Undang-Undang |
![]() |
---|
Kronologi Wisatawan asal Jakarta Hilang di Pantai Siung, Jenazah Ditemukan di Pantai Krakal |
![]() |
---|
KENAPA Cuaca di Yogyakarta Terasa Dingin Akhir-akhir Ini? Ini 5 Fakta Menariknya |
![]() |
---|
Kronologi 3 Wisatawan Asal Sragen dan Karanganyar Terseret Ombak di Pantai Parangtritis |
![]() |
---|
Banyak Moge Harley Davidson Lewat Jogja, Ada Event Apa? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.