Volume Sampah Berpotensi Melonjak, Pemkot Yogya Ingatkan Sampah Kegiatan Takjil Bisa Diminimalisir
Beragam kegiatan yang berlangsung di bulan suci umat muslim itu berpotensi menambah volume sampah, jika tidak ditekan.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gerakan zero sampah anorganik yang sudah diterapkan di Kota Yogyakarta sejak 1 Januari 2023 lalu, diharapkan tetap konsisten berjalan selama Ramadan.
Bukan tanpa sebab, beragam kegiatan yang berlangsung di bulan suci umat muslim itu berpotensi menambah volume sampah, jika tidak ditekan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, mengatakan kegiatan-kegiatan layaknya buka bersama atau kajian keagamaan, diminta untuk meminimalisir sampah.
Maka, konsumsi yang sebelumnya masih menggunakan bungkus plastik maupun styrofoam diharapkan dapat dihindari.
"Lalu semua kegiatan kami minta menerapkan aspek pemilahan sampah secara baik. Artinya sampah mana yang organik, anorganik dan residu bisa dipilah dulu, sebelum dibuang," tandasnya, Rabu (22/3/23).
Dengan keberadaan bank sampah yang sudah berdiri di hampir setiap RW di Kota Yogya, limbah anorganik dari kegiatan Ramadan sejatinya punya nilai keekonomian cukup tinggi.
Sementara itu, sampah-sampah plastik ukuran kecil, yang sebenarnya bisa dihindari karena berpotensi jadi residu, diimbau tak digunakan.
"Misalnya, ada lemper, sudah dibungkus daun, kok, masih ditambahi plastik, kan, tidak perlu, itu tidak ada nilai keekonomiannya dan jadi residu. Sehingga, mau tidak mau harus dibuang ke TPA," tandasnya.
Terlebih, sepanjang hampir tiga bulan gerakan zero sampah anorganik digulirkan, tingkat buangan limbah dari Kota Yogya menuju TPA Piyungan sudah menurun hingga 50 ton per hari.
Sehingga, ia berharap, hasil apik tersebut dapat terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan lagi selama bulan suci Ramadan.
"Makanya, kami berharap, masjid dan musala yang jumlahnya lebih dari seribu di Kota Yogya ini bisa turut menjalankan gerakan tersebut," jelas Sekda.
Bahkan, lebih dari itu, Aman berharap, masjid dan musala juga ambil bagian dengan menyelipkan pesan-pesan seputar ancaman kedaruratan sampah di Kota Yogya dalam setiap agenda keagaamaannya.
Lewat upaya tersebut, ia meyakini, masyarakat bisa lebih tergerak untuk memilah sampah sedari sumbernya.
"Selama Ramadan ini, kan, banyak kajian-kajian keagamaan, yang kami harapkan ada materi terkait kedaruratan sampah di Kota Yogya, yang diimbangi dengan gerakan zero anorganik itu," urainya.
"Selipkan materi gerakan zero anorganik, ya, untuk mengajak masyarakat melakukan pemilahan sejak dari rumah. Ramadan ini jadi momen tepat untuk sosialsasi lewat bsrbagai kegiatan," imbuh Aman. (*)
Lima Persen Pohon Perindang di Kota Yogyakarta Rawan Tumbang, Pemkot Terjunkan Tim Pemeliharaan |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Manfaatkan Lahan Kosong di Kotagede untuk Pertanian Terpadu dan Pengolahan Sampah |
![]() |
---|
Pemkab Gunungkidul Berencana Kerja Sama Pengelolaan Sampah dengan Pemkot Jogja, DPRD Beri Dukungan |
![]() |
---|
Situasi Kota Yogyakarta Kondusif, Sekolah Tatap Muka Kembali Digulirkan Mulai Besok |
![]() |
---|
Pemkot Yogya Alokasikan Rp100 Juta untuk Penambahan 7 Trash Barrier, Jaring Sampah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.