Erupsi Gunung Merapi
Erupsi Gunung Merapi, Warga KRB III di Sleman Diminta Aktifkan Kembali Pos Ronda
"Masyarakat sudah diberi edukasi, sejak status Gunung Merapi siaga, agar mempersiapkan segala sesuatunya. Masyarakat kami imbau untuk mengaktifkan
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Warga Kalurahan Hargobinangun, Kabupaten Sleman saat ini masih beraktivitas normal seperti biasa.
Tidak terlihat adanya kepanikan karena Gunung Merapi (2968 mdpl) di perbatasan DIY - Jateng mengeluarkan rentetan Awan Panas Guguran (APG) sejak Sabtu (11/3/2023) kemarin.
Padahal lima padukuhan di Hargobinangun masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dengan jarak pemukiman terdekat 7 kilometer.
Warga saat ini diminta mengaktifkan kembali Pos Ronda, terutama warga yang tinggal di seputar aliran sungai Boyong.
Baca juga: Dinsos DIY Siapkan Bantuan Logistik Jika Ada Warga Sekitar Gunung Merapi yang Mengungsi
"Masyarakat sudah diberi edukasi, sejak status Gunung Merapi siaga, agar mempersiapkan segala sesuatunya. Masyarakat kami imbau untuk mengaktifkan kembali pos ronda minimal di KRB III. Kemudian di Balai Kalurahan juga sudah kami standby-kan (petugas piket)," kata Lurah Hargobinangun Pakem, Amin Sarjito, Senin (13/3/2023).
Menurut dia, Pos Ronda yang sebelumnya longgar agar diaktifkan kembali setelah Gunung Merapi intensif mengeluarkan awan panas guguran.
Pos Ronda ini ada di tiap RT dan Padukuhan. Warga dimohon secara bergantian berjaga dan terhubung komunikasi dengan petugas standby di Kalurahan.
Apabila sewaktu-waktu terjadi sesuatu agar segera bisa dikoordinasikan. Padukuhan di KRB III juga diminta menyiapkan titik kumpul aman bagi warga kelompok rentan
Amin mengungkapkan, lima padukuhan di Hargobinangun yang masuk kawasan rawan bencana III, meliputi Kaliurang Barat, Kaliurang Timur, Kaliurang Selatan, Boyong dan Ngipiksari.
Ketika rentetan Erupsi Gunung Merapi yang terjadi sejak Sabtu (11/3/2023) kemarin, pihaknya mengaku sudah mengumpulkan segenap pamong perangkat kalurahan, satlinmas dan Unitlak Hargobinangun untuk menyusun skenario terburuk jika Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitas.
Di antaranya, berkoordinasi dengan desa penyangga sebagai sister village. Yaitu Harjobinganun, Candibinangun dan Pakembinangun. Kemudian menyiapkan tempat pengungsian.
Jika Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitas dan mendesak warga diungsikan, maka warga Padukuhan Kaliurang Barat akan dievakuasi ke Barak Pandanpuro.
Sementara warga Kaliurang Timur dibawa ke Grhasia Pakembinangun. Warga Ngipiksari dan Kaliurang Selatan dievakuasi ke Balai Kalurahan Candibinangun dan Harjobinganun.
Adapun warga Boyong dievakuasi ke tanen dan gedung Disaster Oasis Yakkum.
Menurut Amin, penduduk Hargobinangun yang masuk kawasan rawan bencana III tersebut berjumlah lebih kurang 5 ribuan jiwa.
Gunung Merapi Luncuran Lava Pijar Sebanyak 8 Kali Selama 6 Jam Terakhir |
![]() |
---|
Enam Jam Terakhir, Gunung Merapi Luncurkan Lava Pijar Enam Kali ke Arah Kali Bebeng dan Krasak |
![]() |
---|
Update Aktivitas Gunung Merapi 5 Juni 2025: Teramati 4 Kali Guguran Lava ke Arah Barat Daya |
![]() |
---|
Gunung Merapi Luncurkan Lava Pijar Sebanyak 7 Kali Selama 6 Jam Terakhir |
![]() |
---|
Gunung Merapi Luncurkan Guguran Lava Pijar Sejauh 1800 Meter Dini Hari Tadi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.