Menuju Kota Yogyakarta Zero Sampah Anorganik, Masyarakat Diajak Jaga Lingkungan

DPRD Kota Yogyakarta meminta masyarakat agar mau ikut menjaga lingkungan demi terwujudnya zero sampah anorganik di masa yang akan datang.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah
Podcast Dewan Menyapa bertajuk 'Kebersihan Lingkungan Bukan Hanya Tanggung Jawab Petugas Kebersihan DLH', di Chave Joglo, Warungboto, Kota Yogyakarta dan disiarkan di kanal YouTube Tribun Jogja, Sabtu (11/3/2023) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mulai menerapkan program zero sampah anorganik sejak 1 Januari 2023.

Penerapan dilakukan dengan memanfaatkan bank-bank sampah yang sudah terbentuk di setiap RT.

Untuk itu, DPRD Kota Yogyakarta meminta masyarakat agar mau ikut menjaga lingkungan demi terwujudnya zero sampah anorganik di masa yang akan datang.

Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Danang Rudyatmoko, mengatakan masyarakat menjadi hulu penjaga kebersihan lingkungan dan pemilah sampah anorganik.

“Sampahku tanggung jawabku, itu betul. Masyarakat bisa memilah sampah, anorganik, organik dan yang berpotensi residu,” tutur Danang dalam siniar Dewan Menyapa, Sabtu (11/3/2023) di Chave Joglo, Warungboto, Kota Yogyakarta.

Adapun podcast tersebut bertajuk ‘Kebersihan Lingkungan Bukan Hanya Tanggung Jawab Petugas Kebersihan DLH’ dan disiarkan di kanal YouTube Tribun Jogja.

Ia mengatakan, di tahun ini, ada percobaan untuk memilah sampah anorganik.

Jika itu sudah menjadi kebiasaan, maka masyarakat akan terbiasa untuk memilah-milah sampah agar sampah plastik bermuara di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan yang sudah mulai overload.

“Ini harus dilakukan sepanjang tahun agar kita bisa mengelola sampah. Sampai kebiasaan kita betul-betul berubah,” jelasnya.

Anggota Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Sri Retno Wati, tidak memungkiri sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum menjaga kebersihan dengan membuang sampah sembarangan bahkan di kali.

“Masih perlu edukasi. Biar Kota Yogyakarta bersih dan wisatawan bisa datang dengan sendirinya. Otomatis, itu akan menambah pendapatan asli daerah,” terangnya.

Sementara, anggota Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Rini Hapsari menambahkan, kebersihan Kota Yogyakarta juga menjadi tanggung jawab wisatawan.

Bahkan, dia memberikan saran agar wisatawan mau membawa termos sebagai tempat minum supaya tak menciptakan sampah plastik baru.

“Mungkin bisa diwajibkan kalau ke Yogya bawa termos. Ini kembali ke zaman dahulu, tapi bisa jadi ide bagus kurangi sampah anorganik,” terang dia.

Rini juga mengapresiasi gelaran syuting siniar tanpa suguhan air minum berbotol plastik.

“Meski Yogya ini, PDAM kita giatkan produk Ayo, tapi ide (bawa termos) tidak mengurangi kenyamanan turis. Sampah anorganik itu harus dijadikan satu kalau bisa dibawa pulang,” bebernya.

Ide membawa pulang sampah ke tempat masing-masing itu, dia kira, mampu mengurangi beban sampah anorganik di Kota Yogyakarta.

Sedangkan, Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Susanto Dwi Antoro mengatakan, kebersihan lingkungan memang bukan hanya tanggungan petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) saja.

“Ini bukan semata-mata gerakan dibawah DLH, tapi ini masuk di segala elemen. Kami yakin sampah ini tidak bisa diselesaikan DLH sendiri, tapi kolaborasi OPD,” tukasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved