Kisah Inspiratif

Dari Desa Ngandong Klaten, Doa Simbok Terangi Langkah Puji hingga Raih Gelar Profesor di UPNVY

Ketika perempuan yang lahir di Desa Ngandong, Klaten, Jawa Tengah, itu akhirnya meraih gelar profesor di UPNVY, ibunya telah pergi untuk selamanya. 

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM/Ardhike Indah
Prof. Dr. Puji Lestari, S.IP, M.Si (tengah) bersama dengan keluarga. Dia dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Komunikasi FISIP UPNVY, Kamis (2/3/2023), di Auditorium WR Soepratman 

Selayaknya anak perempuan pertama dalam keluarga, Puji memiliki bahu sekuat baja dengan hati setegar karang.

Ayahnya, mendiang Yusuf Giman Gito Sukarto adalah seorang buruh yang tidak tamat sekolah rakyat.

Ibunya, mendiang Maria Wakinem adalah ibu rumah tangga lulusan sekolah rakyat.

Mau tidak mau, dia harus menjadi contoh baik bagi tiga adiknya,

“Namun, bapak mampu membuat saya dan tiga adik saya, Gimin, Dalono, Sugeng, semua menjadi sarjana dan menikah,” ucapnya.

Doa ibu

Sang ibu, yang dia panggil simbok, belum sempat melihatnya menjadi profesor, tapi doanya menjadi jalan terang Puji memangku amanah yang besar itu.

“Setiap hari, simbok mendoakan saya agar mencapai profesor. Saat saya dan suami pergi mengurus perkembangan usulan profesor, simbok menunggu tiga jam hingga kami datang. Setelah kami datang, simbok pun pergi selamanya,” cerita Puji dengan nada bergetar.

Kehidupannya yang sederhana kala itu tidak lantas menyurutkan langkah Puji untuk menempuh studi lebih tinggi.

SMA Stella Duce 1 Yogyakarta

Padahal, orangtuanya sempat menolak ia sekolah di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta karena tiada biaya.

Perjalanannya menempuh studi di SMA tersebut pun dilalui dengan penuh air mata.

Mi kuning kering disiram air panas acap kali jadi menu santapan sehari-hari.

Kadang, Puji juga memakan lauk kering tempe dengan nasi, racikan sang ibu yang berada di Klaten.

Setelah lulus dari SMA Stella Duce 1 Yogyakarta, Puji pun melanjutkan kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan beasiswa Supersemar tahun 1989-1994.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved