Dari Desa Ngandong Klaten, Doa Simbok Terangi Langkah Puji hingga Raih Gelar Profesor di UPNVY

SETIAP hari, simbok mendoakan saya agar mencapai profesor. Saat saya dan suami pergi mengurus perkembangan usulan profesor, simbok menunggu tiga jam hingga kami datang. Setelah kami datang, simbok pun pergi selamanya

PENGGAL kalimat itu keluar dari mulut Puji Lestari dengan nada bergetar.

Saat itu ia menceritakan betapa doa ibunya telah menjadi jalan terang baginya hingga berhasil meraih gelar profesor di Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Yogyakarta (UPNVY).

Ketika perempuan yang lahir di Desa Ngandong, Klaten, Jawa Tengah, itu akhirnya meraih gelar profesor, ibunya telah pergi untuk selamanya. 

Anak sulung dari empat bersaudara yang lahir dari pasangan mendiang Yusuf Giman Gito Sukarto dan Maria Wakinem, itu menceritakan perjuangan studinya sehingga kini menyandang gelar Prof. Dr. Puji Lestari, S.IP., M.Si.

Seperti apa latar belakang dan kisah inspiratif serta perjuangan Prof. Dr. Puji Lestari, S.IP., M.Si., berikut laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah.

Guru besar ke-12 di UPNVY

Senyum Puji Lestari sumringah dengan mantap menatap para tamu yang hadir di Auditorium WR Soepratman, kampus Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Yogyakarta (UPNVY).

Puji resmi menyandang gelar Guru Besar dalam Bidang Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPNVY.

Maka, gelarnya kini adalah Prof. Dr. Puji Lestari, S.IP., M.Si.

“Ini adalah titik penting dalam hidup saya. Saya tak bisa membalas satu per satu jasa dari orang-orang yang telah banyak membantu saya,” ucap perempuan kelahiran 1970 itu.

Ia merupakan guru besar pertama di FISIP dan yang ke-12 di kampus UPNVY.

Kisah hidupnya pun mengharukan, karena Puji muda mungkin tak pernah berpikir bisa mencapai posisi tertinggi sebagai akademisi itu.

Putri buruh kelahiran Ngandong Klaten

Puji lahir di Desa Ngandong, sebuah desa kecil di Klaten, Jawa Tengah. Dia adalah anak sulung dari empat bersaudara.