Peringatan Dini BMKG

Akibat Hujan Deras, Tanggul Sungai Dengkeng di Paseban Klaten Ambrol

Hujan lebat membuat debit air Sungai Dengkeng meningkat dan menyebabkan tanggul sungai ambrol.

|
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Gaya Lufityanti
pexels.com
Ilustrasi Hujan 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat kembali kembali melanda wilayah Kabupaten Klaten , Jawa Tengah.

Akibatnya, debit air Sungai Dengkeng meningkat dan menyebabkan tanggul sungai yang berada di Dukuh Wetan Pasar, Desa Paseban, Kecamatan Bayat ambrol.

Selain tanggul sungai ambrol, sejumlah kejadian bencana juga terjadi di beberapa wilayah lainnya di Kabupaten Bersinar.

Sekretaris BPBD Klaten , Nur Tjahjono Suharto menyampaikan, tanggul Sungai Dengkeng yang ambrol itu terjadi, Selasa (28/2/2023).

Baca juga: Akibat Hujan Deras, Jalan Jogja-Solo di Klepu Klaten Digenangi Air, Warga Minta Saluran Diperbaiki

"Kawasan Paseban terjadi hujan dengan intensitas lebat dan meningkatnya debit air sungai dan menyebabkan tanggul sungai ambrol kembali," ucapnya, Kamis (2/3/2023).

Menurutnya, tanggul yang ambrol itu, memiliki panjang sekitar 78 meter dengan ketinggian tanggul 4 meter serta lebar 0,50 meter.

"Apabila tanggul tak segera diperbaiki bisa mengancam pemukiman dan tempat wisata yang ada di sekitar," ucapnya.

Adapun nilai kerusakan akibat tanggul ambrol itu, lanjut Nur Tjahjono sekitar Rp 124 juta dengan kategori rusak berat.

Selain itu, kata dia, pada Rabu (1/3/2023) hujan deras yang mengguyur Klaten menyebabkan atap dua rumah warga di Desa Klepu, Kecamatan Ceper mengalami kerusakan.

Tak ada korban jiwa atas peristiwa itu, namun dua pemilik rumah memiliki kerugian sekitar Rp 1 juta dan Rp 500 ribu.

Sebelumnya, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Klaten , Harjaka mengatakan, puluhan titik tanggul di aliran Sungai Dengkeng dalam kondisi kritis atau rawan jebol.

Baca juga: Dua Rumah di Klaten Rusak Akibat Bencana Hidrometeorologi, Ini Penjelasan BPBD Klaten

Tanggul sungai tersebut tersebar di beberapa kecamatan mulai dari Gantiwarno hingga Kecamatan Juwiring. Kondisi tanggul kritis dan rawan jebol itu berada di 20 titik.

"Kalau 20 titik ada, itu tersebar mulai dari Gantiwarno sampai Serenan (Kecamatan Juwiring)," ujarnya pada Tribunjogja.com , di Desa Bener, Kecamatan Wonosari, Jumat (17/2/2023).

Ia mengatakan, upaya dari pihaknya untuk mengatasi tanggul yang dalam kondisi rawan jebol itu, yakni dengan menyiapkan logistik seperti bronjong kawat, karung plastik dan batu.

"Ini 20 titik itu, merupakan tanggul tanah, yang sangat risiko kritis di wilayah Pasar Gempol, Kadilangon (Kecamatan Wedi). Antisipasi kami siapkan bahan banjiran," imbuhnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved