Berita Sleman Hari Ini

BPBD Catat Jumlah Kaltana di Sleman Sebanyak 72 dari 86 Kalurahan

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebut, Kalurahan Tangguh Bencana (Kaltana) baru terbentuk di 72 Kalurahan dari 86 Kalurahan yang

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Ahmad Syarifudin
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa saat mengukuhkan Kepengurusan Kalurahan Tangguh Bencana (Kaltana) di Kalurahan Margodadi, Jumat (24/2/2023) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ancaman bencana di Kabupaten Sleman bermacam-macam. Mulai dari tanah longsor, banjir lahar hujan, angin kencang, kebakaran, kekeringan hingga gempa bumi.

Tiap Kalurahan pun memiliki ancaman masing-masing. Tetapi belum semua Kalurahan di Sleman tangguh bencana.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebut, Kalurahan Tangguh Bencana (Kaltana) baru terbentuk di 72 Kalurahan dari 86 Kalurahan yang ada di Bumi Sembada. 

Baca juga: Warga Kalasan yang Motornya Berada di Bukit Klangon Ditemukan dalam Kondisi Meninggal Dunia 

"Sampai saat ini Kaltana sudah terbentuk di 72 Kalurahan. Kita masih ada 14 (Kalurahan) lagi (yang belum terbentuk)," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kabupaten Sleman, ST. Haenry Dharma Widjaja, saat gladi lapang sekaligus pengukuhan pengurus Kaltana di Kalurahan Margodadi, Jumat (24/2/2023). 

Margodadi merupakan Kalurahan yang ke-72 dibentuk kepengurusan Kaltana. Haenry mengatakan, pihaknya pada tahun ini sudah menganggarkan 7 Kalurahan yang bakal dibentuk Kaltana.

Di samping itu, BPBD DIY tahun ini juga memberikan paket bantuan untuk membentuk 3 Kaltana di Sleman sehingga total yang dibentuk tahun ini sebanyak 82 Kalurahan. Artinya masih tersisa 4 Kalurahan lagi di Kabupaten Sleman

"Rencana kita akan mengajukan anggaran di perubahan. Seumpama disetujui maka sebenarnya kita bisa kelar Kaltana di 86 Kalurahan pada tahun ini," terangnya. 

Haenry mengungkapkan, anggaran yang dibutuhkan untuk membentuk sekaligus mengukuhkan Kepengurusan Kaltana di tiap Kalurahan sekitar Rp 60 juta.

Anggaran tersebut digunakan untuk pertemuan atau persiapan selama  7-8 hari.

Meliputi pelatihan di kelas 5 hari. Kemudian, gladi lapang dua hari dengan estimasi peserta mencapai 100 orang. 

Pembentukan Kaltana ini dinilai penting. Sebab, di tiap Kalurahan di Kabupaten Sleman memiliki ancaman bencana yang berbeda-beda.

Misalnya, di Kalurahan di Sleman barat terutama di Seyegan biasanya bencana yang sering terjadi adalah angin kencang.

Kemudian di Prambanan ancaman bencananya adalah gempa bumi karena terdapat patahan sesar Opak. Selanjutnya Kalurahan di seputar lereng Merapi ancamannya berasal dari banjir maupun lahar Gunung Merapi.

Karena itu, Kalurahan difasilitasi Kaltana. Mereka dilatih untuk memahami ancaman, peta kerentanan, sekaligus bagaimana cara menanggulanginya. Termasuk, bagaimana membuat struktur komando apabila ada bencana yang melanda. 

"Itu semua kita latih. Harapannya, apabila ada kebencanaan mereka sudah terkoordinir. Karena sudah terbentuk tim. Jadi ketika ada bencana langsung bisa bergerak," kata Haenry.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved