Dosen UII Hilang

Ini Isi Seminar Dosen UII Sebelum Dia Dikabarkan Hilang Kontak di Istanbul, Bahas E-Learning

Dosen Universitas Islam Indonesia (UII), Ahmad Munasir Rafie Pratama masih belum ditemukan hingga Senin (20/2/2023). Update terakhir dari kampus UII,

|
YouTube SaudiEUniversity
Dosen Departemen Informatika UII, Ahmad Munasir Rafie Pratama di GTEL 2023 di Riyadh yang berlangsung 23-25 Januari 2023 

TRIBUNJOGJA.COM - Dosen Universitas Islam Indonesia (UII), Ahmad Munasir Rafie Pratama masih belum ditemukan hingga Senin (20/2/2023).

Update terakhir dari kampus UII, Ahmad terlacak berada di Boston, Amerika Serikat, pada 13 Februari 2023.

Ahmad masuk ke Amerika melalui United States Customs and Border Protection (US CBP).

Namun, hingga kini, belum diketahui di bagian Boston mana dia berada.

Sebelum menuju Oslo pada 5 Februari 2023, dari hasil penelusuran Tribunjogja.com, Ahmad memang berkunjung ke Riyadh.

Baca juga: Dosen UII Yogyakarta Tidak Hilang, Tapi Ubah Rute Tanpa Pemberitahuan

Ia menjadi pembicara di seminar tahunan ‘2nd Annual Forum on Global Trends in E-Learning (GTEL): Transforming Lives and Societies for a Better Future’ pada 23-25 Januari 2023 di Riyadh, Arab Saudi, Hotel Fairmont Riyadh.

Nama Ahmad pun terlacak di laman resmi forum tersebut dan berbicara pada sesi empat di tanggal 24 Januari 2023.

Dosen Departemen Informatika UII, Ahmad Munasir Rafie Pratama di laman web GTEL 2023 yang digelar di Riyadh, Arab Saudi, 23-25 Januari 2023
Dosen Departemen Informatika UII, Ahmad Munasir Rafie Pratama di laman web GTEL 2023 yang digelar di Riyadh, Arab Saudi, 23-25 Januari 2023 (Laman GTEL 2023)

Dalam kesempatan itu, Ahmad membicarakan tentang e-learning.

Menurutnya, e-learning merupakan alat yang cocok untuk menyediakan pelatihan dan edukasi.

“Tapi perlu diingat, e-learning itu bukan peluru ajaib. E-learning harus digunakan di jalan yang benar, untuk orang yang benar dan alasan yang benar,” beber Ahmad ketika menjadi pembicara.

Dia melanjutkan, e-learning seperti dua sisi koin yang bisa menguntungkan atau merugikan.

Dalam bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) yang penuh tantangan, pembelajaran via e-learning dirasa cukup sulit.

“Di STEM, kita tidak bergantung pada ingatan saja, tapi mahir dalam kemampuan kita. Kita perlu terikat untuk mendapat pengalaman,” terang dia.

Maka, kegunaan e-learning dalam bidang STEM tetap berguna untuk menyajikan konten yang interaktif hingga menarik para pelajar.

“Namun, kita tidak selalu bisa mengganti alat-alat di lab dengan simulasi. Itu membuat STEM susah disampaikan di e-learning,” tukas dia.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved