Akadama Rilis 'Salah Move On', Penutup Trilogi Patah Hati

Solois pop asal Yogyakarta, Akadama aka Desta Wasesa menutup trilogi lagu patah hatinya lewat ‘Salah Move On’. Lagu berdurasi tiga menit lima puluh

|
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
Akadama (kiri) dan Richardus Ardita (kanan) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Solois pop asal Yogyakarta, Akadama aka Desta Wasesa menutup trilogi lagu patah hatinya lewat ‘Salah Move On’.

Lagu berdurasi tiga menit lima puluh sembilan detik yang membawa semangat musik pop rap 90-an itu ditulis bersama Richardus Ardita, bassis Majelis Lidah Berduri (Melbi) awal tahun 2023 lalu.

"Tentang kisah patah hati sekaligus perjalanan menemukan bentuk move on yang menurut saya pribadi tersemeleh. Konsepnya perbincangan dengan seorang sahabat, lanjutan dari ‘Patah Hati itu A*u’ dan ‘Putar Balik (Farida)’ yang sudah lebih dulu rilis," beber Akadama.

Baca juga: Meneladani Semangat Bung Karno dengan Berkunjung ke Monumen Penjara Banceuy

Dijelaskannya, ‘Patah Hati Itu A*u’ adalah awal mula trilogi patah hati. Tentang Akadama yang baru pertama kali dihantam kandasnya cinta karena ditinggal menikah kekasihnya. Lagu ke-2, ‘Putar Balik (Farida)’ dirilis 2021, menyoal pandangan terhadap cinta pertama. Di sana muncul pandangan bar-bar yang datang dari patah hati: tidak ada yang semeriah cinta pertama.

Dua kisah itu ditutup ‘Salah Move On’ yang terinspirasi dari Surah Al Baqarah dalam Al Quran.

Sebagian orang memahami move on sebagai puncak kebebasan dari masa lalu yang mendekam dalam ingatan.

Akadama tidak menolak kesimpulan itu tetapi punya pandangan sendiri.

Bagi Akadama, move on adalah sebuah kondisi di mana seseorang mau mengakui kekalahan atas nasib, memaafkan, dan membuka diri terhadap segala kemungkinan.

"Saya seperti menemukan ‘cahaya’ ketika membaca Al Baqarah 216. Bunyi ayat itu menyadarkan bahwa apa yang saya lakukan sejauh ini, agar sembuh dari patah hati, terlalu arogan dan itu saya paparkan dalam lirik," sambungnya.

Rasa dari teks yang ditulis Akadama dengan Richardus Ardita berbeda.

Gaya tuturnya juga bertolak belakang. Barangkali karena keduanya membebaskan bentuk dan rasa tetapi pagarnya jelas: tentang patah hati secara personal atau yang pernah ditemui.

Dari kisah pribadi atau cerita-cerita orang lain. Ketika didengarkan laiknya perbincangan dua orang sahabat yang punya sifat dan sikap berbeda.

"Saya tulis ‘anxiety lihat story mantan seperti nggak punya SIM kena cegatan’. Anxiety itu saya temukan di teman yang habis putus sama pacar sedangkan soal kena cegatan karena saat menulis lirik itu kondisinya SIM saya habis," beber Richardus Ardita yang akrab disapa Didit itu.

Musiknya sendiri mengambil area tahun 90an.

Akadama banyak mendapat inspirasi dari grup Hip Hop Boys Got No Brain (BGNB) sejak berkolaborasi dengan Mellyana Manuhutu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved