Bupati Bantul Abdul Halim Muslih

Mentan Syahrul Yasin Limpo Ajarkan Petani di Bantul Membuat Biosaka

Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo berkunjung kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Bantul untuk panen bersama para petani, Selasa  

|
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Santo Ari
Mentan RI melakukan panen bersama petani di kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Bantul, Selasa (14/2/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo berkunjung kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Bantul untuk panen bersama para petani, Selasa  (14/2/2023).

Dalam kesempatan itu, Mentan juga berkesempatan untuk mengajarkan para petani yang hadir cara membuat biosaka.

Syahrul Yasin Limpo mengatakan panen yang dilakukan petani di Kabupaten yang dipimpin Bupati Bantul Abdul Halim Muslih ini menandakan bahwa setiap hari pasti ada lahan pertanian yang panen di seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: GMKI Yogyakarta Desak KPU Jamin Hak Pilih Seluruh Mahasiswa

Dan memasuki Februari 2023, dirinya mencatat sudah ada 1,9 juta hektar lahan yang siap panen di Indonesia.

“Dan di Bantul sudah ada 5.800 hektar yang sudah panen. Sementara peak panen itu di Maret  sampai April,” ucapnya.

Dengan hampir dipastikan selalu ada penan per harinya, Mentan berharap ketersediaan bahan makanan, khususnya beras di Indonesia dapat tercukupi.

Dirinyapun mengutip data dari BPS yang menjelaskan produksi beras di Indonesia mencapai 32 juta ton, sedangkan kebutuhan makanan kurang lebih 30 juta ton.

Lebih lanjut dalam hal peningkatan produktivitas padi, Mentan pun mengimbau agar petani dapat menerapkan Biosaka.

Adapun Biosaka merupakan larutan ekstrak tumbuhan yang berperan sebagai elisitor yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman.

Penggunaan Biosaka dalam usahatani adalah sebagai salah satu upaya perlindungan tanaman berbasis ekologi untuk menjaga kelestarian lingkungan.

“Biosaka adalah kearifan lokal, ini merupakan booster pupuk yang dapat membuat kesuburan tanah. Ini cara orang dulu melakukan penyuburan tanah dan kita coba hasilnya cukup bagus,” katanya.
 
Syahrul mengatakan bahwa petani cukup mengambil rerumputan yang segar dan hijau di lingkungan masing-masing.

Kemudian memasukkannya ke air dan meremas tanaman tersebut sembari tanaman itu diputar berlawanan arah jarum jam selama 30 menit. 

Air dari hasil proses tersebut kemudian disiramkan ke lahan pertanian dengan mengarahkan ke atas, bukan ke tanah.  

Lebih lanjut dijelaskan Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan bahwa Mentan telah mengajarkan petani di 11 provinsi tentang bagaimana cara membuat biosaka.

Ia menyatakan bahwa Biosaka bukan pupuk dan bukan pula sebagai pestisida, tetapi berperan sebagai elisitor bagi tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih bagus.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved