Bupati Bantul Abdul Halim Muslih
Keraton Yogyakarta Gelar Labuhan Untuk Peringati Bertahtanya Sri Sultan Hamengku Buwono X
Keraton Yogyakarta menggelar upacara adat tradisi Labuhan Keraton Ngayogyakarta di Pantai Parangkusumo pada tanggal 30 Rejeb di mana pada tahun ini
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Keraton Yogyakarta menggelar upacara adat tradisi Labuhan Keraton Ngayogyakarta di Pantai Parangkusumo pada tanggal 30 Rejeb di mana pada tahun ini jatuh pada hari Selasa, 21 Februari 2023.
Kegiatan ini rutin diadakan tiap satu tahun sekali dalam rangka memperingati jumenengan atau naik tahta Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Abdi Dalem Parangkusumo, Mas Bekel Surakso Tri Rejo mengatkaan bahwa kegiatan ini merupakan wujud syukur kepada Tuhan atas segala limpahan berkat dan rahmatnya.
Baca juga: Pemkab Gunungkidul Jalin Kerjasama Strategis dengan 3 Perguruan Tinggi
Selain itu labuhan ini juga bertujuan untuk memohon kepada Tuhan agar Sri Sultan Hamengkubuwono X diberikan umur panjang, keberkatan, dan kesehatan. Termasuk kepada kerabat keraton, abdi dalem dan seluruh masyarakat Yogyakarta.
“Yang endingnya ke masyarakat Yogyakarta, dan Indonesia pada umumnya agar ayom ayem toto titi tentrem kerto raharjo,” ujarnya.
Adapun kegiatannya sendiri diawali dengan membawa ubo rampe labuhan dari Bangsal Sri Manganti ke Kapanewon Kretek, kemudian dilanjutkan dengan serah terima ubo rampe dari utusan Keraton kepada pemerintah daerah, setelah itu baru ubo rampe dibawa ke Cepuri Parangkusumo untuk dilakukan prosesi upacara adat hingga kemudian akan dilarung di laut.
Dalam kegiatan tersebut, pada abdi dalem melarung ubo rampe berupa 30 barang-barang milik Raja yang bertahta seperti pakaian, kain, rambut hingga kuku.
Kegiatan ini pun menjadi daya tarik tersendiri bagi warga masyarakat dan wisatawan di Pantai Parangkusumo. Seperti di tahun sebelumnya, upacara tradisional ini dilaksanakan tanpa ada pembatasan.
Pada saat awal pandemi Covid-19, kegiatan ini hanya dihadiri oleh pihak-pihak tertentu saja.
Sementara untuk tahun ini, ia menegaskan kalau upacara adat tersebut bisa kembali disaksikan oleh berbagai pihak termasuk masyarakat.
Tri turut menyampaikan kalau pihaknya juga mendapat pendampingan dari dinas kebudayaan tingkat provinsi maupun kabupaten dalam kegiatan tersebut.
"Tahun ini bisa dikatakan (hajad labuhan dalem) yang tanpa batasan," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul, Nugroho Eko Setyanto menjelaskan bahwa labuhan dalem ini merupakan upacara adat yang istimewa dan hanya digelar di Parangkusumo dan Merapi.
Kegiatan rutin tahunan ini pun menjadi kebanggaan dan penyemangat bagi kabupaten yang dipimpin Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan, khususnya kebudayaan Jawa.
“Antusias masyarakat juga luar biasa di dalam menyambut kegiatan ini, dan kami juga ikut nyengkuyung adanya kegiatan ini. Semoga kegiatan ini senantiasa mengingatkan dan meneguhkan kita akan jati diri kita sebagai orang Jogja, orang indonesia yang harus senantiasa nguri-uri kebudayaan,” tandasnya. (nto)
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih Ajak Lurah Rancang Program Nyata untuk Warga |
![]() |
---|
Proses Pembangunan Fisik Padat Karya Harus Dikerjakan Sesuai Jadwal |
![]() |
---|
Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat melalui Budidaya Ikan Lele Padat Tebar |
![]() |
---|
Ayo Daftar Dimas Diajeng, Hari Ini Terakhir Pendaftaran |
![]() |
---|
Pemilihan Dimas Diajeng Bantul 2023 Masih Dibuka, Besok Terakhir Pendaftaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.