Cerita Sadinem yang Jadi Miliarder Baru dari Proyek Tol Yogyakarta-Solo di Kebondalem Lor Klaten

Meski menjadi miliarder baru, Sadinem mengaku tak ingin menghabiskan uang tersebut untuk membeli barang mewah.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ ALMURFI SYOFYAN
Sadinem saat menerima pembayaran UGR tanah terdampak tol Jogja-Solo di aula balai desa Kebondalem Lor, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (7/2/2023) 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Sadinem (53) yang sehari-hari bekerja sebagai petani, kini menjadi miliarder baru di desanya.

Hal itu didapati Sadinem setelah menerima uang ganti rugi (UGR) tanah terdampak proyek Tol Yogyakarta-Solo yang menerjang sawah miliknya.

Adapun lahan sawah milik Sadinem berada di Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Sawah milik Sadinem seluas 1.883 meter persegi habis diterjang proyek strategis nasional itu.

Sadinem pun mendapat kompensasi senilai Rp 2,8 miliar dari pemerintah.

Proses pembayaran uang ganti rugi itu dilakukan di aula balai desa Kebondalem Lor, Selasa (7/2/2023).

Ia datang untuk menerima pencairan UGR itu bersama putra sulungnya bernama Eko (29).

Meski menjadi miliarder baru, Sadinem mengaku tak ingin menghabiskan uang tersebut untuk membeli barang mewah.

"Kalau uangnya ini rencana untuk beli tanah lagi. Itu untuk tanah pengganti dan sudah dapat tanahnya," ucapnya TribunJogja.com temui seusai pembayaran UGR itu.

Menurutnya, membeli tanah baru agar pekerjaan sebagai petani tetap bisa berlangsung.

Terkait tawaran untuk naik haji atau membeli mobil, ia mengaku belum memikirkan hal itu.

"Beli tanah dulu biar awet, kalau mobil belum ada pikiran kesana," ucapnya.

Putra sulung Sadinem, Eko (29), menambahkan jika pihaknya telah mengetahui adanya proyek jalan tol sejak beberapa tahun lalu.

Saat itu, ia mengaku setuju dengan pembangunan proyek jalan tol itu.

"Sudah setahunan tahunya, ya setuju saja," akunya.

Kasi Pengadaan Tanah, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Sulistiyono mengatakan pada pencairan UGR kali ini, terdapat 36 bidang tanah bagi warga desa Kebondalem Lor yang dicairkan.

Kemudian, juga terdapat satu bidang tanah bagi warga Desa Kokosan, Kecamatan Prambanan dan satu bidang tanah bagi warga Desa Gumul, Kecamatan Karangnongko.

"Sehingga, total bidang tanah yang kita cairkan sebanyak 38 bidang dengan nilai ganti kerugian Rp35,7 miliar," ucapnya.

Ia menjelaskan, tanah sebanyak 38 bidang yang dibebaskan untuk proyek jalan bebas hambatan itu memiliki luas 22.017 meter persegi.

Menurut Sulis, untuk desa Kebondalem Lor, warga yang menerima UGR tol paling tinggi senilai Rp2,8 miliar dan paling rendah Rp80 juta. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved