Pasar Giwangan Yogyakarta Didapuk Jadi Pusat Pengelolaan Limbah Pasar Tradisional
Pasar Giwangan dipilih lantaran memiliki luas lahan yang mencukupi, sehingga diyakini tidak akan mengganggu aktivitas pedagang dan pembeli
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta menetapkan Pasar Giwangan sebagai pusat pengelolaan sampah secara terpadu yang bersumber dari seluruh pasar tradisional di wilayahnya.
Bukan tanpa alasan, selama ini aktivitas pasar rakyat yang bergulir setiap hari, menjadi salah satu penyumbang alokasi limbah terbesar.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani, mengatakan sedikitnya 10 persen dari total produksi sampah sekitar 260 ton berasal dari pasar tradisional.
Bahkan, ketika masa-masa ramai, layaknya jelang momen hari besar atau libur panjang, volume bisa meningkat hingga 30 ton per hari.
Seiring gerakan zero sampah anorganik yang mulai diterapkan di Kota Yogya sejak 1 Januari 2023, Disdag pun tidak bisa begitu saja membuang puluhan ton sampah dari pasar menuju pembuangan akhir.
Alhasil, butuh upaya ekstra guna memilah limbah organik, anorganik dan residu sebelum dibawa ke TPA Piyungan.
"Kami harus melakukan sesuatu untuk terlibat aktif, terkait gerakan zero sampah anorganik, ya, dengan memilah dan mengelola sampah yang bersumber dari pasar tradisional. Jadi, pengelolaannya dipusatkan di Pasar Giwangan," tandasnya, Senin (6/2/2023).
Mekanismenya, ungkap Ambar, seluruh sampah yang diproduksi oleh 29 pasar tradisional di Kota Yogyakarta, akan dibawa menuju Pasar Giwangan.
Lantas, di sana, pihaknya pun menyiagakan petugas untuk melakukan pengelolaan dan pemilahan, antara sampah organik dan anorganik, hingga sampah yang dapat didaur ulang, serta mana yang benar-benar residu.
"Target kami melalui pemusatan pengelolaan sampah pasar ini bisa ikut menurunkan volume sampah Kota Yogya setidaknya 7 ton per hari," terangnya.
Ia menyampaikan, Pasar Giwangan dipilih lantaran memiliki luas lahan yang mencukupi, sehingga diyakini tidak akan mengganggu aktivitas pedagang maupun pembeli di sana.
Kemudian, di pasar setempat bakal direalisasikan khusus Kantor Administrasi Manajemen Pengelolaan Sampah di aula lantai 2 pasar.
Realisasi tersebut, bertujuan mendorong manajemen persampahan dan pengelolaan yang semakin baik, lalu melihat sejauh mana perkembangannya, serta berapa angka penurunannya.
Sementara, sampah-sampah organik dan anorganik yang sudah terpilah pun bakal dimanfaatkan lebih lanjut, selaras dengan peruntukannya.
"Misal, sampah organik diolah jadi kompos, kemudian anorganik dikumpulkan untuk nanti disalurkan ke bank sampah. Jadi, kami kerja sama dengan paguyuban pedagang dan petugas kebersihan," urianya.
DIY Masuk Prioritas Pembangunan Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik, Eksekusi Tunggu Pusat |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Bangun Sistem Satu Data, Intervensi Program Lebih Tepat Sasaran |
![]() |
---|
Dana Transfer Daerah 2026 Berpotensi Dipangkas Rp200 Miliar, Wali Kota Yogyakarta: Ada Refocusing |
![]() |
---|
Jadi Tuan Rumah Forum Smart City Nasional 2025, Kota Yogyakarta Dorong Realisasi Program Satu Data |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Optimis Paket Strategis 2025 Bisa Diselesaikan Tepat Waktu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.