Berita Purworejo

Kontes Varian Durian Lokal Jadi Upaya Pemdes Prumben Tingkatkan Semangat Petani

Agenda yang baru pertama kali diinisiasi Pemdes Prumben itu dimeriahkan oleh berbagai macam kegiatan, mulai dari icip-icip durian gratis, lomba makan

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Dewi Rukmini
Muhammad Attailah Al-Mubarak (35), warga Desa Prumben, Kecamatan Purworejo, Jawa Tengah, yang memenangkan juara pertama kontes varian durian lokal dalam acara Prumben Mbelah Duren, Rabu (18/01/2023). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO - Pemerintah Desa (Pemdes) Prumben, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menggelar festival durian bertajuk Prumben Mbelah Duren pada Rabu (18/01/2023), di depan kantor desa setempat. 

Agenda yang baru pertama kali diinisiasi Pemdes Prumben itu dimeriahkan oleh berbagai macam kegiatan, mulai dari icip-icip durian gratis, lomba makan durian, tumpeng durian, hingga lomba varian durian lokal. 

Setidaknya ada sebanyak 50 peserta yang mengikuti lomba makan durian gratis. Sementara untuk lomba varian durian lokal diikuti oleh 48 peserta yang digelar khusus untuk warga Desa Prumben, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. 

Baca juga: Gamatechno Rayakan Ulang Tahun Ke-18, Usung Semangat Berani Jadi Hebat

Kepala Desa Prumben, Samrodin, mengatakan, fastival durian tersebut digelar dengan maksud untuk memperkenalkan varitas durian lokal asal desa setempat.

Diharapkan, durian asal Desa Prumben dapat lebih dikenal masyarakat sehingga bisa dipasarkan hingga keluar Kabupaten Purworejo. 

"Lewat festival ini, kami ingin mengenalkan bahwa di Desa Prumben mempunyai varitas durian lokal yang tidak kalah unggul dari wilayah lain. Harapannya, pemasaran durian lokal Prumben bisa menjangkau wilayah kota hingga luar Kabupaten (Purworejo)," katanya, Rabu (18/01/2023). 

Selain itu, pihaknya juga berharap melalui kegiatan tersebut dapat menumbuhkan semangat bagi para petani durian di Desa Prumben untuk terus meningkatkan kualitas pemeliharaan dan perawatan pohon durian.

Sebab, menurutnya sejauh ini, pemeliharaan, perawatan, dan pemupukan pohon durian di wilayahnya masih belum maksimal.

Karenanya, ia berharap melalui gelaran tersebut, para petani menjadi lebih semangat berdaya saing merawat serta membudidayakan durian lokal asal Desa Prumben, Kecamatan Gebang, Kabuapten Purworejo.

"Selama ini, kalau untuk perawatan, pengemukan atau pemupukan pohon durian yang dilakuakn petani Desa Prumben masih kurang, belum maksimal. Oleh karena itu, dengan gelaran itu, diharapkan para petani mulai memperhatikan perawatannya, mulai dari penyemprotan bakal buah hingga siap panen. Sebisa mungkin, semangat mereka ditingkatkan agar hasilnya juga maksimal," terangnya. 

Berlandaskan alasan itu, pihaknya pun menggelar lomba varian durian lokal yang khusus diikuti oleh 48 warga Desa Prumben.

Masing-masing dari mereka mengumpulkan dua buah durian untuk dinilai panitia dan dipilih buah yang memiliki kriteria berwarna kuning dagingnya, legit, tebal, serta manis rasanya. 

Pemenang juara pertama dari lomba tersebut adalah Muhammad Attailah Al-Mubarak dengan perolehan skor tertinggi 256. Pria berusia 35 tahun itu berhasil membawa pulang uang pembinaan senilai Rp1 juta dan sertifikat dari panitia Pemdes Prumben. Ia pun merasa bersyukur atas kemenangan itu.

"Syukur Alhamdulillah durian yang saya punya bisa mendapat juara pertama dalam lomba itu," ucapnya. 

Ia mengatakan, buah durian miliknya yang memenangkan kontes berasal dari pohon durian berusia sekitar 20 tahun di Dusun Mentosaran RT 02 RW 01, Desa Prumben, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo. 

Ia secara pribadi menamai buah tersebut dengan sebutan durian Sumberan. Nama itu diambil dari nama kebun tempat pohon durian tersebut tumbuh. 

"Memang di lokasi pohon durian itu tumbuh dinamakan kebun sumberan. Jadi saya kasih nama saja durian sumberan yang berarti sumber segala hal," ungkapnya. 

Menurut Attailah, durian hasil panennya bisa menang karena dagingnya berwarna kuning dan tebal dengan biji yang sedikit atau kecil, sementara untuk rasanya adalah manis semu pahit. 

Baca juga: Bharada Eliezer Menangis Dituntut 12 Tahun Penjara

"Kalau dari kategori kan yang dinilai kuning, tebal, dan rasa. Dan Alhamdulillah, durian saya tebalnya ada, warna daging kuning, serta rasa yang manis semu pahit. Khusus di daging durian memang tebal dan isinya (biji) kecil, bentuknya pun juga memanjang," terangnya. 

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa menganggap positif kegiatan yang diadakan oleh Pemdes Prumben. Ia pun berharap, lewat gelaran itu masyarakat Desa Prumben dapat lebih maju dalam mengembangkan perkebunan buah durian

"Musim durian di desa Prumben kan hanya satu tahun sekali, jadi kalau pas pohon durian berbuah dan ada kontes, mau ikut lagi," pungkasnya. (drm)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved