Kunjungan Turis Melonjak, Pemkot Yogyakarta Konsisten Patok Target Penurunan Sampah 50 Ton Per Hari

Pemkot Yogyakarta pun mematok target mengurangi volume pembuangan limbah menuju TPA Piyungan hingga 50 ton per hari.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Keramaian wisatawan di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta pada akhir pekan lalu, Sabtu (14/1/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Lonjakan wisatawan di Kota Yogyakarta yang saat akhir pekan diyakini tidak akan mengganggu gerakan zero sampah anorganik yang telah diterapkan sejak awal 2023.

Pemkot Yogyakarta pun mematok target mengurangi volume pembuangan limbah menuju TPA Piyungan hingga 50 ton per hari.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, menyampaikan kesadaran warga masyarakat, serta operasional bank sampah yang terus meningkat, jadi ihwal optimisme tersebut.

Bukan tanpa alasan, ketika dua faktor itu berjalan beriringan, praktis pemilahan limbah dari sumbernya pun bisa berjalan maksimal.

"Oleh sebab itu, kami optimis, sampah harian akan turun 50 ton per hari meski kunjungan wisata ke Kota Yogya terus tinggi," tandas Aman, Senin (16/1/2023).

Terlebih, persiapan untuk mereduksi pembuangan limbah, termasuk yang diproduksi turis, telah ditempuhnya sejak menyusun anggaran perubahan APBD 2022 silam.

Dalam kesempatan itu, pihaknya menggelontorkan dana hingga Rp25 miliar untuk pengadaan puluhan truk compactor dan dump, yang difokuskan pada sektor persampahan.

"Kami alokasikan 20 unit truk ke DLH dan delapan di antaranya adalah jenis compactor yang dapat menekan sampah, sehingga kadar airnya menurun. Jadi, bobot yang dibawa ke Piyungan bisa tereduksi," katanya.

"Sekarang di setiap depo sudah ada dua truk yang disiagakan. Satu untuk sampah organik, dan satunya untuk residu. Ya, kami benar-benar serius mewujudkan gerakan zero sampah anorganik ini," tambah Sekda.

Terbukti, lewat deretan upaya tersebut, sampah pelancong sisa malam tahun baru silam tidak menumpuk, meski pada pagi harinya, atau 1 Januari 2023, TPA Piyungan sempat berhenti beroperasi.

Meski demikian, Aman pun tidak menampik, masih ada kendala yang harus dibenahi, agar gerakan zero sampah anorganik makin optimal.

"Itu akan kami identifikasi di perubahan anggaran 2023, terpenting sekarang jalan dulu. Nanti berbagai kebutuhan untuk penguatan pasti akan kami tempuh, apakah itu dengan Danais, atau murni, ya, nanti kami putuskan, yang jelas ini sangat prioritas," jelasnya.

Lebih lanjut, Sekda pun mengatakan, selain membuat gebrakan di lingkup masyarakat, Pemkot Yogyakarta juga sudah mewacanakan realisasi tempat pengelolaan sampah terpadu.

Hanya saja, saat ini proyek tersebut masih terkendala oleh ketersediaan lahan, lantaran tidak mungkin direalisasikan di wilayah Kota Yogya.

"Paling tidak bisa terealisasi pada (akhir) 2024, ya, pengolahan terpadu secara besar di luar Kota Yogya. Kalau di dalam kota, kan, tidak mungkin, karena itu butuh lahan sekitar 2-3 hektare," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved