Kemendikbud Sebut Alasan Ubah Seleksi Masuk PTN, Tak Lagi Incar Rerata Nilai Rapor Mapel Tertentu
Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) memiliki perubahan dalam hal ujian untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) memiliki perubahan dalam hal ujian untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Salah satu yang berbeda adalah skema seleksi jalur tanpa tes atau prestasi yang sebelumnya bernama Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Skema saat ini bernama Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Dalam skema SNBP ini, siswa yang layak untuk mengikuti akan memasukkan rata-rata nilai rapor seluruh mata pelajaran.
Baca juga: Sambut Imlek, Umat Lintas Agama Turut Menghias Area Klenteng Fuk Ling Miau Yogyakarta
Sementara, saat SNMPTN, hanya nilai mata pelajaran tertentu saja, tergantung dari penjurusannya, yang perlu dihitung rerata.
Penilaian SNBP 2023 ini juga terdiri dari dua komponen, yaitu nilai rata-rata rapor seluruh mata pelajaran dengan bobot minimal 50 persen dan komponen penggali minat dan bakat yang memiliki bobot maksimal 50 persen.
Komponen penggali minat dan bakat terdiri dari nilai rapor dari maksimal 2 mata pelajaran pendukung, prestasi, dan portofolio untuk tujuan prodi seni dan olahraga.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo mengungkapkan pemerintah memang repot mengadakan perubahan.
Namun, itu dilakukan agar seleksi masuk PTN juga mendukung peningkatan kualitas pembelajaran yang sedang diupayakan di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
"Kita sudah meluncurkan banyak program merdeka belajar yang tujuannya membuat pembelajaran lebih mendalam, menantang, dan menyenangkan di pendidikan dasar menengah," ujar Anindito yang akrab disapa Nino, dalam taklimat media Pembukaan Pelaksanaan SNPMB Tahun 2023, dikutip Tribunjogja.com, Senin (16/1/2023).
Ia melanjutkan, pihaknya tidak bisa memungkiri bahwa ujian menuju PTN memengaruhi bagaimana guru mengajar dan bagaimana siswa belajar.
“Dalam hal ini ujian masuk PTN itu sangat memengaruhi bagaimana guru di tingkat SMA dan SMK mengajar dan siswa belajar,” beber dia.
Dari situ, Kemendikbudristek merumuskan semua mata pelajaran di jenjang SMA/SMK/MAN harus dihargai.
"Pesan yang disampaikan agar siswa SMA belajar untuk semua mata pelajaran. Tidak ada mapel yang diremehkan atau diabaikan lagi karena tidak diberi porsi dalam seleksi masuk PTN," ujar Nino.
Pemanfaatan Chromebook Kemendikbud di Kota Yogya: Antara Antusiasme Siswa dan Keraguan Soal Harga |
![]() |
---|
Nasib Laptop Chromebook di Klaten: Harus Nyambung Wifi dan Lupa Password Jadi Kendala |
![]() |
---|
Kondisi Laptop Chromebook di Bantul dan Sleman: Dari Tombol ‘S’ Mati Hingga Charger Tak Berfungsi |
![]() |
---|
Sejumlah Sekolah di Bantul Beberkan Keadaan Bantuan Laptop Chromebook, Ada yang Rusak Keyboard |
![]() |
---|
Kondisi Chromebook Bantuan Kemendikbudristek Era Nadiem Makarim di Klaten |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.