Wawancara Ekslusif
Wawancara Eksklusif Puan Maharani: Soal Capres Urusan Ketum, Saya Siap Jalankan Tugas
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capres yang akan diusung di Pilpres 2024
Jadi kalau saya, kerja-kerja saja terus ke lapangan, kemudian enggak mikir, 'kok bukan saya, kok saya. Kok bukan saya', enggak mikir-mikir gitu. Kerja saja. Mengerjakan PR sebagai Ketua DPP, kerja saja.
Saya meyakini apa yang menjadi pertimbangan Ketua Umum nanti adalah suatu pertimbangan yang terbaik, yang sudah dipersiapkan secara matang dan tentu saja, bukan hanya saya, kita semua yang merasa PDI Perjuangan mengikuti instruksi dan perintah dari Ketua Umum.
Jadi mana kala nanti diberi kepercayaan oleh Ibu Ketua Umum, jawabannya siap dong ya?
Ya sebagai kader, apapun penugasan tersebut saya siap. Seperti waktu saya diminta untuk menjadi votegetter, Caleg. Saya mesti masuk ke Dapil. Tapi kemudian di beberapa bulan setelah itu dilantik dulu jadi anggota DPR, tapi 1 bulan kemudian Ibu Ketua Umum bilang, kamu masuk saja di Kabinet.
Ya udah pindah. Padahal kan kalau dipikir, saya sudah berjuang di Dapil saya untuk mendapatkan kursi dan suara, kan. Ya sudah yang dapat calon di bawah saya, karena saya ditugaskan di Kabinet. Itupun kalau saya kemudian pada saat itu berpikir 'ya kalau mau ditugasin di Kabinet tidak usah masuk ke Dapil, kampanye. Tapi ya kan enggak, kamu jadi votegetter, masuk Jawa Tengah turun ke Dapil'
Mbak Puan melakukan suatu jenjang karir mulai dari bawah, dari kader, menteri. Di antara seluruh jenjang itu, mana yang paling berkesan?
Semuanya enjoy. Cuman saya juga heran setiap kenapa jenjang yang saya lalui itu semuanya susah.
Kayaknya memang saya harus menerobos semua jenjang, pintu-pintu dan tembok-tembok itu untuk kemudian kalau saya lihat nantinya ke belakang kok si A, si B anaknya dan saya sebenarnya tidak perlu menghadapai cobaan atau rintangan dan tantangan seperti yang saya lalui.
Makanya dalam semua amanah atau penugasan yang saya lakukan pada saat ini, saya selalu mengatakan bahwa perjuangan ini ataupun yang saya lakukan ini bukan hanya untuk diri saya sendiri.
Tapi saya berharap kalau seorang perempuan yang namanya Puan Maharani sudah mampu dan sudah bisa sampai ke jenjang tersebut, tentu saja perempuan lainnya nantinya menggantikan Puan Maharani itu harusnya sudah tidak bisa menghadapi rintangan dan tantangan seperti yang saya hadapi karena temboknya sudah buka kan. (Tribun Network/ Yuda).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.