PBTY XVIII 2023 Digelar Secara Offline, Bakal Diramaikan dengan Beragam Pertunjukan, Ini Jadwalnya
Gelaran PBTY XVIII 2023 diharapkan bisa berpartisipasi memulihkan perekonomian di DIY seusai pandemi Covid-19 berlalu.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XVIII akan kembali digelar di Kota Yogyakarta selama tujuh hari, dimulai pada 30 Januari - 5 Februari 2023.
Ketua Pelaksana Panitia PBTY XVIII, Subekti, menuturkan kali ini pihaknya mengangkat tema Bangkit Jogja Untuk Indonesia.
Dengan tema tersebut, PBTY XVIII diharapkan bisa berpartisipasi memulihkan perekonomian di DIY seusai pandemi Covid-19 berlalu.
"Umumnya, konsep PBTY XVIII tidak jauh berbeda dengan agenda PBTY sebelum pandemi. Tapi, selama PBTY itu berlangsung akan ada pertunjukan seni, lomba Bahasa Mandarin, lomba karaoke hingga pameran seni dari empat maestro keturunan Tionghoa yang ada di Yogyakarta," ucap dia kepada Tribun Jogja melalui sambungan telepon, Rabu (11/1/2023).
Disampaikannya, selama PBTY XVIII berlangsung, akan ada street food yang menjadi ciri khas pagelaran PBTY dari tahun ke tahun.
Terdapat hampir 200 stand kuliner yang dapat memanjakan lidah pengunjung untuk menikmati berbagai macam kuliner.
"Artinya di sana enggak cuman chinese food saja, tapi ada macam-macam makanan. Street food itu kami gelar sebagai prioritas daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke event PBTY," tutur Bekti.
Sementara itu, pada Senin (30/1/2023) agenda PBTY XVIII akan dihadiri dan dibuka langsung oleh Gubernur DIY.
"Lalu, Sabtu (4/2/2023) akan ada karnaval di sepanjang Malioboro dan titik akhirnya itu di Titik Nol Kilometer Yogyakarta," ujar dia.
"Nah, hari keenam PBTY XVIII rencananya akan dihadiri oleh Gubernur DIY berserta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Karena, pada saat itu ada agenda Asean Tourism Forum (ATF) 2023. Jadi, beberapa tamu ATF itu akan diajak mengunjungi karnaval PBTY XVIII juga," imbuhnya.
Pada hari terakhir gelaran PBTY XVIII 2023, akan ditutup di panggung utama yang berada di Kampoeng Ketandan Malioboro.
Di sisi lain, Bekti menyampaikan walau dua tahun pandemi Covid-19 itu berlangsung, ternyata tidak memberikan dampak bagi PBTY untuk vakum dari event tahunannya.
"Dua tahun terakhir tetap kami gelar. Tapi secara virtual. Sehingga tahun ini juga menjadi tantangan bagi kami. Karena, seusai pandemi Covid ini, kami belum bisa memprediksi ada atau tidaknya gejolak antusias dari wisatawan untuk menyemarakkan PBTY," paparnya.
"Makanya, nanti, wisatawan yang mau berkunjung harus daftar dulu menggunakan aplikasi Visiting Jogja yang dikelola oleh Pemerintah DIY. Kami, juga akan bekerja sama dengan Ormas untuk memberikan pengamanan untuk memantau keamanan PBTY," sambung dia.
Di sisi lain, jika agenda PBTY XVIII dirasa sudah terlalu padat pengunjung, pihaknya akan melakukan penutupan akses masuk utama.
"Berdasarkan data pantauan PBTY tahun-tahun sebelumnya itu, ada 8 ribu-10 ribu wisatawan PBTY per hari. Jadi, pengamanan akan kami nomor satukan," jelas Bekti.
Walau bergitu, pihaknya menargetkan pelaksanaan PBTY XVIII paling tidak menembus sekitar 10 ribu wisatawan per hari.
Sedangkan, untuk target perputaran uang yakni sebesar Rp1 miliar - Rp2 miliar selama tujuh hari acara tersebut digelar.
Kabid Humas Panitia PBTY XVIII, Gutama Fantoni, berujar walau Pemerintah RI telah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), tetapi pihaknnya tetap menyediakan tempat cuci tangan dan memasang poster imbauan menggunakan masker.
"Bahkan, sebelum PPKM dicabut, perizinan pelaksanaan PBTY XVIII pun sudah kami urus kepada Satgas Covid. Jadi kami sudah ajukan perizinan itu sejak tahun lalu," ujarnya.
Guna mendukung program Pemerintah DIY dalam memisahkan sampah organik dan non organik, maka pihaknya pun tengah berkoordinasi menyediakan tempat kantong sampah organik dan non organik.
"Jadi, wisatawan yang ada di sana setidaknya bisa membuang sampah sesuai dengan kategorinya," ucap dia.
"Biar kendaraannya aman, wisatawan bisa juga perkir di tempat-tempat yang bertanda boleh parkir atau bisa di Kantong Parkir Beskalan," lanjut Gutama.
Ia turut menyinggung mengenai penyelenggara PBTY XVIII yang tak lain diinisiasi oleh Jogja Chinese Art & Culture Centre (JCACC) dan didukung oleh Pemerintah Prov DIY serta Pemerintah Kota Yogyakarta.
"JCACC ada itu terdapat 14 paguyuban yang tergabung di dalamnya. Dan setiap tahun, event itu selalu digilir. Kebetulan, PBTY XVIII kali ini jatuh kepada Paguyuban Hakka Jogja," pungkas dia.(*)
Ritual Ci Swak di Klenteng Liong Hok Bio Magelang, Tradisi Tolak Bala Penutup Perayaan Imlek |
![]() |
---|
INFO Penutupan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta PBTY 2025 Besok Malam, Ada Flashmob Naga Barongsai |
![]() |
---|
RUNDOWN Acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta PBTY 2025 Hari Ini Selasa 11 Februari 2025 |
![]() |
---|
Astra Motor Yogyakarta Gelar Pameran Honda AT Family Day Di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta ke-20 |
![]() |
---|
RUNDOWN Acara Pekan Budaya Tionghoa PBTY 2025 Hari Ini Senin 10 Februari 2025 di Kampung Ketandan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.