Politik Global
Teroris Al Shabaab Ingin Negosiasi dengan Pemerintah Somalia
Wakil Menhan Somalia mengatakan kelompok teroris Al Shabaab siap berunding, tapi hanya faksi penduduk lokal. Warga asing di Al Shabaab harus pulang.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Misi Transisi Uni Afrika di Somalia (ATMIS) telah meningkatkan operasi militer melawan organisasi teroris tersebut.
Pada Agustus, kelompok Al-Shabaab menyerbu Hotel Hayat yang populer dengan hujan tembakan dan ledakan bom, menewaskan delapan orang.
Kelompok militan itu mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut lewat pernyataan singkat di situs web pro-Shabaab.
"Sekelompok penyerang Al-Shabaab secara paksa memasuki Hotel Hayat di Mogadishu, para pejuang melakukan penembakan acak di dalam hotel," kata kelompok itu.
Pada Oktober 2022, 200 militan dari gerakan Al-Shabaab tewas dalam operasi militer tentara di wilayah Hiran di tengah negara.
Sebulan kemudian, mereka menyerbu Hotel Villa Rose di Mogadishu. Somalia terperosok ke perang tak berkesudahan sejak jatuhnya Presiden Mohammad Siad Barre di tahun 90an.
Sejak itu praktis tidak ada lagi kekuasaan yang mengontrol Somalia, kecuali faksi-faksi politik bersenjata yang saling bertempur.
Pasukan AS masuk ke Somalia, dan sempat mengalami peristiwa mengerikan saat operasi udara mereka memburu tokoh-tokoh Al Shabaab berakhir petaka buruk.
Pentagon mendirikan pangkalan militer di Mogadishu hingga ketika era Presiden Donald Trump, Gedung Putih menghendaki pasukan AS meninggalkan Somalia.
Secara sporadic, militer AS melakukan operasi-operasi pelacakan dan eliminasi tokoh maupun petempur Al Shabaab menggunakan drone tempur.(Tribunjogja.com/AlMayadeen/xna)
| Profil Bola Tinubu, Akuntan Lulusan AS, Pernah Jadi Keuangan di ExxonMobil Nigeria |
|
|---|
| Politikus Senior Bola Tinubu Terpilih Jadi Presiden Nigeria |
|
|---|
| China Kecam AS soal Asal Usul Virus Corona, Penyelidikan FBI Sudah Dipolitisasi |
|
|---|
| Sergey Lavrov : Pendaftar BRICS Mencapai 20 Negara di Asia dan Afrika |
|
|---|
| China Kecam Mentalitas Perang Dingin, Hegemonisme, dan Unilateralisme |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.