Politik Global
Teroris Al Shabaab Ingin Negosiasi dengan Pemerintah Somalia
Wakil Menhan Somalia mengatakan kelompok teroris Al Shabaab siap berunding, tapi hanya faksi penduduk lokal. Warga asing di Al Shabaab harus pulang.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
TRIBUNJOGJA.COM, MOGADISHU - Pemerintah Somalia di Mogadishu mengatakan, kelompok teroris takfiri Al-Shabaab siap berunding.
Tapi negosiasi kemungkinan hanya ingin dilakukan kelompok yang terdiri penduduk lokal karena kelompok orang asing hanya memiliki satu kemungkinan: "kembali ke tempat asalnya"
Melunaknya kelompok Al Shabaab diduga terjadi karena semakin terdesak, dan pemerintah Somalia terus melancarkan perang habis-habisan melawan mereka.
Dikutip media Al Mayadeen dari Beirut, Minggu (8/1/2023), Wakil Menteri Pertahanan Somalia Abdifatah Kasim menyebutkan para petempur asing di kelompok itu berbeda sikap.
“Al-Shabaab telah meminta negosiasi dengan pemerintah Somalia, tetapi ada dua kelompok di dalam al-Shabaab,” kata Kasim.
“Faksi pertama terdiri dari warga asing, dan faksi kedua warga lokal Somalia. Penduduk setempat memiliki kesempatan negosiasi, tetapi orang asing yang menginvasi negara kita tidak berhak terlibat dalam pembicaraan,” tegasnya.
Baca juga: Serangan Teroris di Mogadishu Somalia Berakhir, 40 Orang Dinyatakan Tewas
Baca juga: Militer AS Bunuh Pemimpin Kelompok Al Shabaab Somalia Abdullahi Nadir
Baca juga: Bom Mobil Berledakan di Somalia, Sedikitnya 15 Warga Sipil Tewas
Dia menggarisbawahi pemerintah siap menerima penduduk lokal yang bersedia menyerah. Jika mereka mau, disarankan ikut instruksi pemerintah untuk berintegrasi kembali dengan masyarakat.
Mereka tidak akan lagi menghadapi Tentara Nasional Somalia di garis depan pertempuran yang kini masuk ke pedesaan Somalia.
Perkembangan ini menandai pertama kalinya kelompok teroris tersebut meminta kontak dan negosiasi dengan pemerintah Somalia.
Namun belum ada konfirmasi langsung dari kelompok tersebut hingga saat ini. Pada September 2022, Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud mengatakan Al Shabaab belum mau berunding.
Selama kunjungannya ke Washington itu, Sheik Mohamud menegaskan pemerintah Mogadishu terbuka untuk negosiasi.
“Kami percaya al-Shabaab tidak akan berakhir dengan laras senjata, tetapi mereka belum siap untuk bernegosiasi,” katanya saat itu.
“Jadi kami harus membawa mereka ke tempat di mana mereka lebih suka bernegosiasi dan mengesampingkan taktik mematikan yang mereka gunakan saat ini," imbuhnya.
Al-Shabaab adalah kelompok bersenjata berideologi keagamaan dan takfiri terkait Al-Qaeda. Mereka telah melancarkan pemberontakan melawan pemerintah pusat selama lebih dari satu dekade.
Gerakan mereka berhasil aktif di beberapa bagian Somalia dan negara-negara lain di Tanduk Afrika, termasuk Kenya, Ethiopia, dan Djibouti.
| Profil Bola Tinubu, Akuntan Lulusan AS, Pernah Jadi Keuangan di ExxonMobil Nigeria |
|
|---|
| Politikus Senior Bola Tinubu Terpilih Jadi Presiden Nigeria |
|
|---|
| China Kecam AS soal Asal Usul Virus Corona, Penyelidikan FBI Sudah Dipolitisasi |
|
|---|
| Sergey Lavrov : Pendaftar BRICS Mencapai 20 Negara di Asia dan Afrika |
|
|---|
| China Kecam Mentalitas Perang Dingin, Hegemonisme, dan Unilateralisme |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.