Militer AS Bunuh Pemimpin Kelompok Al Shabaab Somalia Abdullahi Nadir

Salah satu pemimpin militan Al Shabaab yang juga jaringan Al Qaeda, Abdullahi Nadir tewas dalam serangan militer pada Sabtu (1/10/2022).

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
AFP/HASSAN ALI ELMI
Orang-orang membersihkan puing-puing di depan Hotel Hayat yang hancur setelah pengepungan mematikan selama 30 jam oleh jihadis Al-Shabaab di Mogadishu pada 21 Agustus 2022. - Serangan udara AS teleh menewaskan pemimpin militan Al Shabaab di Somalia. (Photo by Hassan Ali ELMI / AFP) 

TRIBUNJOGJA.COM - Salah satu pemimpin militan Al Shabaab yang juga jaringan Al Qaeda, Abdullahi Nadir tewas dalam serangan militer pada Sabtu (1/10/2022).

Serangan terhadap militan Al Shabaab tersebut dinilai sukses karena AS mengklaim tidak ada korban sipil yang terluka maupun tewas dalam operasi militer tersebut.

Al-Shabaab sendiri adalah jaringan Al Qaeda terbesar dan paling aktif secara kinetik di dunia.

Kelompok ini berusaha melakukan penyerangan pasukan AS, terutama di wilayah Somalia.

Dikutip dari Tribunnews.com, Kementerian Informasi, Kebudayaan, dan Pariwisata Somalia mengatakan di Twitter, sebuah operasi pada hari Sabtu dengan mitra internasional membunuh Abdullahi Nadir.

Operasi militer dengan sasaran militan Al Shabaab memang terus gencar dilakukan oleh pasukan AS di Somalia.

Bahkan pada akhir September lalu, serangan militer yang dilancarkan oleh pasukan AS berhasil menewaskan 27 militan Al Shabaab.

Pemerintah AS sendiri memang kembali menempatkan pasukannya di wilayah Timur Afrika.

Kebijakan itu diambil oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Mei lalu.

“Al-Shabaab adalah jaringan Al Qaeda terbesar dan paling aktif secara kinetik di dunia dan telah membuktikan keinginan dan kemampuannya untuk menyerang pasukan AS dan mengancam kepentingan keamanan AS,” kata Komando Afrika, seperti dilansir CNN.

Kebijakan yang diambil oleh Joe Biden ini memang bertolak belakang dengan langkah yang diambil oleh Presiden AS sebelumnya, Donald Trump.

Sebab, pada Desember 2020 silam, Presiden Donald Trump saat itu memerintahkan penarikan pasukan AS dari Somalia di hari-hari akhir pemerintahannya.

Tetapi, seorang pejabat senior pemerintahan Biden menggambarkan penarikan itu "tiba-tiba dan mendadak," dan al-Shabaab hanya tumbuh lebih kuat sejak saat itu.

Pada Mei tahun ini, Biden menyetujui permintaan Pentagon untuk mengerahkan kurang dari 500 tentara ke Somalia dengan berkonsultasi dengan pemerintah Somalia.

AS telah melakukan beberapa serangan terhadap al-Shabaab sejak persetujuan, tetapi sampai serangan udara terbaru, operasi secara eksplisit dalam membela pasukan pemerintah Somalia.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved