Berita DI Yogyakarta Hari Ini
Patung Craki Si Penjual Jamu Kini Ada di Pasar Ngasem, Begini Maknanya
Peresmian patung craki ini menegaskan UGM sebagai universitas kerakyatan yang ingin selalu dekat dengan masyarakat.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Peresmian patung craki ini, kata Susatyo, makin menegaskan UGM sebagai universitas kerakyatan yang ingin selalu dekat dengan masyarakat terutama mereka yang menjalani profesi perajin jamu yang sudah ikut memelihara jamu sebagai minuman kesehatan tersebut.
Baca juga: Mahasiswa UGM ke Markas Manchester City, Belajar Efek Domino Klub Bola ke Pendapatan Daerah
“Jamu merupakan warisan leluhur sejak zaman Mataram sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Bukan sekedar menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh, namun bisa jadi preventif dan gaya hidup kita,” katanya
Susatyo menambahkan jumlah penjual jamu gendong sekarang ini jauh berkurang dibandingkan era 30 tahun lalu dimana para penjual jamu berkeliling ke setiap rumah penduduk untuk menawarkan jamu .
Tidak hanya para penjual, namun juga konsumen juga jauh berkurang.
“Peracik jamu jumlahnya semakin sedikit karena generasi muda tidak banyak mengenal dan terbiasa mengonsumsi jamu . Kita mendorong peracik jamu lalu para peminumnya agar lebih diedukasi dan dibudayakan kembali,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Susatyo mengusulkan agar minuman jamu dipajang di hotel bintang tiga hingga bintang lima untuk mengenalkan jamu pada wisatawan.
“Dulu kita cari jamu di pasar atau di jalan. Jika jamu masuk ke hotel bintang tiga hingga bintang lima tentu banyak yang minta. Jika yang meminta banyak dan segmen diperluas maka kebiasaan masyarakat untuk minum jamu makin meningkat,” jelasnya. ( Tribunjogja.com )