Dokter RSUP Sardjito Bagikan Tips Cara Meminum Minuman Tradisional yang Baik dan Benar

"Karena, mekanisme kerja jamu tradisional itu bertahap dan tidak bisa instan seperti obat kimia," ucapnya saat berbincang kepada Tribunjogja.com

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Neti Istimewa Rukmana
Fungsional Dokter Klinik Hortus Medicus Tawangmangu UPF RSUP Sardjito, dr. Ulfatun Nisa, M.Biomed, sedang menunjukkan ramuan minuman tradisional di Taman Budaya Yogyakarta, Jumat (18/11/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Minuman tradisional berupa jamu serta pengobatan tradisional sering kali dipergunakan oleh masyarakat sebagai bagian dari menjaga kesehatan tubuh. 

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) 2010, setidaknya 59,12 persen penduduk Indonesia pernah minum jamu dan 95,6 persen pernah merasakannya. 

Tidak hanya itu saja, berdasarkan Riskesdes 2018, terdapat 31,4 persen masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional dan 12,9 persen masyarakat melakukan upaya kesehatan tradisional sendiri.

Kendati demikian, tahu kah anda bagaimana cara meminum jamu yang baik dan benar?

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Gelar Potensi Pertanian di Halaman Balai Kota Hingga 20 November 2022

Fungsional Dokter Klinik Hortus Medicus Tawangmangu UPF RSUP Sardjito, dr. Ulfatun Nisa, M.Biomed, mengatakan, untuk mengkonsumsi jamu dan obat tradisional alangkah baiknya dikonsumsi saat kondisi badan sedang sehat.

"Karena, mekanisme kerja jamu tradisional itu bertahap dan tidak bisa instan seperti obat kimia," ucapnya saat berbincang kepada Tribunjogja.com di agenda Peringatan ke-58 Hari Kesehatan Nasional tepat di Taman Budaya Yogyakarta, Jumat (18/11/2022).

Lanjutnya, nenek moyang bangsa Indonesia telah merumuskan minuman tradisional sebagai promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan penyakit) secara turun temurun. 

Namun, untuk mengkonsumsi minuman tradisional sebagai kuratif (penyembuhan penyakit) harus sesuai dengan derajat atau jenis penyakit yang sedang diderita seseorang. 

"Jadi, orang yang memiliki penyakit emergency dan membutuhkan penanganan cepat, tidak bisa menggunakan tanaman obat atau jamu. Sehingga, mengkonsumsi jamu yang paling pas adalah untuk promotif dan preventif," jelasnya.

Meski demikian, sambungnya, mengkonsumsi jamu bisa juga sebagai komplementer atau ditambah dengan obat kimia.

Namun, hal itu hanya diperbolehkan bagi orang yang menderita penyakit degeneratif. 

Ketika posisi badan masih sehat dan ingin minum-minuman tradisional, setidaknya sudah mengetahui bukti empiris yang kuat.

"Misalnya minuman tradisional yang terbuat dari kunyit dan jahe, bukti empirisnya sudah banyak sekali. Sehingga itu bisa dipergunakan apabila tenggorokan seseorang mulai terasa tidak enak. Jadi dikombinasikan saja, misalnya jahe, kencur ditambah lemon direbus dengan air bisa membuat tenggorokan lebih enak," jelas dr. Nisa.

Tetapi, mengkonsumsi minuman dari rebusan jahe, kencur dan lemon harus sesuai dengan dosis yang normal.

Pasalnya, jika mengkonsumsi jamu secara berlebihan dapat menimbulkan efek yang tidak baik bagi orang yang mengkonsumsinya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved