Ada Program Satu Telur Setetes Madu Cegah Stunting di Bantul

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul akan menggencarkan program satu telur setetes madu secara gratis kepada balita. 

Dokumentasi DP3AP2KB Kota Yogya
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul akan menggencarkan program satu telur setetes madu secara gratis kepada balita. 

 

Bantul, TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul akan menggencarkan program satu telur setetes madu secara gratis kepada balita. 

Program itu dilakukan untuk mencegah dan menurunkan kasus stunting di Bumi Projotamansari.

Program itu lahir mengingat berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2024, angka stunting di Bantul berada di angka sekitar 15 persen. 

Lalu, pada tahun 2025, Pemkab Bantul menargetkan angka stunting turun sekitar tiga persen atau menjadi 12 persen.

Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, menyakini, bahwa program satu telur setetes madu dapat mencegah terjadinya stunting

Sebab, telur dan madu menajadi kombinasi yang baik untuk kondisi tubuh anak.

"Program satu telur setetes madu ini untuk pertama kalinya dilaksanakan di Kapanewon Bambanglipuro yang juga memiliki balita yang jumlahnya lebih dari 50 balita yang mengalami stunting," katanya, kepada wartawan, Jumat (11/7/2025).

Selain untuk anak-anak, kata Arus, satu telur dan setetes madu juga bisa dikonsumsi oleh orang dewasa. 

Sebab, mengkonsumsi telur setengah matang dengan setetes madu oleh orang dewasa atau orang setengah baya mampu meningkatkan stamina dan kesehatan hingga pada akhirnya punya angka harapan hidup yang tinggi.

Ia pun mengaku mendapat resep tersebut dari dokter. Bahkan, ia telah mencoba konsumsi satu telur dan setetes madu itu, hasilnya badan tetap bugar. Maka, ia menyarankan agar masyarakat juga bisa membiasakan diri mengkonsumsi satu telur setengah matang ditambah madu.

"Saya itu masak telur sendiri karena terkadang hanya tinggal sendirian di rumah sehingga telur yang dimasak justru matang karena terlalu lama masaknya. Tapi, ya enggak papa, yang penting sehari makan satu telur meski sudah matang tidak lagi setengah matang," papar dia.

Panewu Bambanglipuro, Tri Manora, menyebut, angka prevalensi stunting di wilayah kerjanya saat ini mencapai 3,7 persen. 

Walau berada di bawah angka rata-rata prevalensi stunting tingkat kabupaten, namun pihaknya tetap berupaya menekan angka stunting tersebut.

"Meski prevalensi stunting hanya 3,7 persen namun bukan masalah gampang untuk menurunkan angka stunting sebab butuh kolaborasi semua stakeholder holder," jelas Tri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved