Berita Jogja Hari Ini
Museum Muhammadiyah Resmi Dibuka: Masyarakat Bisa Rasakan Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan
Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta meresmikan Museum Muhammadiyah yang berlokasikan di Kampus 4 UAD
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
Sementar itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir juga sepakat bahwa museum bukan hanya berbicara tentang masa lampau, tetapi juga proyeksi ke masa depan. Menurutnya, museum ini merupakan tonggak baru Muhammadiyah bekerjasama dengan pemerintah, serta sebagai wujud dari kontribusi Muhammadiyah untuk bangsa.
Ia pun mengajak seluruh pimpinan wilayah daerah sampai cabang dan ranting yang punya situs penting terutama dari generasi Muhammadiyah awal agar bisa berkomunikasi dengan UAD dan MPI agar bisa melengkapi isi museum ini. Terlebih masih ada dua lantai yang perlu disempurnakan.
Baca juga: Disperindag DIY Catat Perkembangan Nilai Ekspor Tertinggi Ada di Tiga Golongan Komoditi
“Harapannya masyarakat punya budaya ke museum. Di Indonesia budaya ke museum masih kurang. Mestinya bisa satu paket dengan budaya rekreasi. Dengan ke museum orang akan belajar sejarah, apalagi buat generasi milenial. Kan pewaris Indonesia adalah generasi milenial, supaya mereka tidak jadi lost generation atau generasi yang hilang,’ ujarnya.
Selain harapannya ke masyarakat, ia juga berharap ke depan para elit bangsa yang ingin berkontestasi di 2024 baik untuk legislatif maupun eksekutif juga datang ke museum.
“Jangan hanya datang ke pesantren atau tempat-tempat yang mengandung masa. Okelah itu memang wajar, tapi datang ke museum agar belajar tentang visi kenegaraan, kebangsaan. Karena di tangan para pemimpin yang terpilih besok itulah Indonesia 5 tahun ke depan berada nasibnya, dari manapun partainya, golongannya, tetap semua harus punya visi jiwa kenegarawanan,” tandasnya. (nto)