Perang Suriah
Pasukan AS dan Kurdi Kawal Konvoi Truk Minyak Curian dari Suriah ke Irak
Pasukan AS dan sekutunya dari Kurdi mengawal konvoi truk pembawa minyak curiah dari Suriah ke Irak. Praktik ilegal ini berlangsung selama tahunan.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Mereka menjaga ladang-ladang kaya minyak, sekaligus menunjukkan kehadiran AS untuk mencegah Damaskus merebut kembali kendali atas perbatasannya yang diakui secara internasional.
Seiring dengan penjarahan sumber daya Suriah, Washington dan sekutu Eropanya juga telah memberlakukan rezim sanksi yang menghancurkan negara tersebut.
Baca juga: Tiga Tentara Amerika Terluka Akibat Hantaman Roket ke Pangkalan AS di Suriah
Baca juga: Pasukan AS Kawal Konvoi 137 Truk Tangki Berisi Minyak Curian dari Suriah
Sanksi itu mencegah Suriah mengimpor segala macam barang, termasuk obat-obatan dan peralatan medis.
Pemerintahan Biden telah berusaha untuk menjaga kebijakan Suriahnya tetap rendah dan di bawah radar perhatian media.
Washington selalu berargumentasu pasukan yang ditempatkan di Suriah untuk mencegah kebangkitan ISIS atau Daesh.
Presiden Biden dan Gedung Putih menjalankan kebijakan pada pembenaran 'anti-terorisme' untuk pendudukan.
Presiden Donald Trump sebelumnya membuat takut para pejabat di Washington dengan mengakui AS berada di Suriah "hanya untuk minyak."
Ini memicu kekhawatiran AS mungkin menghadapi tuntutan hukum karena melanggar hukum internasional terkait penjarahan negara lain.
Perkembangan lain, pasukan Suriah membunuh 24 teroris ISIS selama operasi khusus di kota Daraa, Suriah selatan.
Kabar ini diumumkan Mayor Jenderal Oleg Yegorov, Wakil Kepala Pusat Rusia untuk Rekonsiliasi Pihak-pihak yang Berlawanan di Suriah pada 11 November.
"Unit keamanan negara Suriah menyelesaikan operasi khusus untuk mencari dan menetralisir teroris yang terkait dengan kelompok teroris ISIS di daerah perumahan Daraa al-Balad di kota Daraa," kata Yegorov.
Daraa al-Balad adalah nama umum untuk bagian selatan kota Daraa. Pasukan pemerintah Suriah dan pejuang lokal, beberapa di antaranya didukung oleh Rusia, telah beroperasi melawan sel-sel ISIS di daerah perumahan sejak 31 Agustus.
Menurut Mayor Jenderal Yegorov, lebih dari 300 bangunan digeledah, 24 teroris ISIS tewas, 24 lainnya ditangkap dan enam alat peledak rakitan ditemukan dan dilucuti selama operasi di Daraa al-Balad.
Selama periode yang sama, 21 pemberontak Suriah di Daraa menyerahkan 62 senjata kepada pasukan pemerintah, termasuk 50 senapan serbu dan 12 peluncur granat, serta lebih dari 8.000 butir amunisi.
Brigade ke-8 Korps ke-5 militer Suriah yang didukung Rusia yang sebagian besar terdiri dari pejuang lokal dan mantan pemberontak dari pedesaan Daraa, dilaporkan memimpin operasi kontra-terorisme di Daraa al-Balad dan bagian lain Daraa.(Tribunjogja.com/Sputniknews/Southfront/xna)
