Perang Suriah
Pasukan AS dan Kurdi Kawal Konvoi Truk Minyak Curian dari Suriah ke Irak
Pasukan AS dan sekutunya dari Kurdi mengawal konvoi truk pembawa minyak curiah dari Suriah ke Irak. Praktik ilegal ini berlangsung selama tahunan.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
TRIBUNJOGJA.COM, DAMASKUS - Pasukan pendudukan AS dan sekutu Kurdi Suriah dilaporkan menjarah 94 kapal tangka dan truk lain yang bermuatan minyak serta gandum.
Informasi ini dikabarkan media Suriah mengutip sumber-sumber lokal di wilayah Al Suwedia, Suriah utara, dikutip Sputniknews Sabtu (12/11/2022).
Selama bertahun-tahun pasukan pendudukan AS dan kelompok Pasukan Demokratik Suriah dari kelompok Kurdi menguasai 90 persen kekayaan minyak Suriah.
Lahan-lahan pertanian paling subur di negara itu di Suriah utara juga mereka kuasai. Membuat secara sistematis Damaskus kekurangan energi dan swasembada pangan.
Baca juga: Israel di Balik Serangan Drone Konvoi Tangki Minyak di Perbatasan Irak-Suriah
Baca juga: Pasukan Rusia dan Suriah Hancurkan Pos-pos Teroris di Greater Idlib
Pihak berwenang Suriah telah berjanji untuk suatu hari memulihkan kendali atas semua wilayah negara itu.
Laporan terbaru menyebutkan ada konvoi 44 kapal tanker dari ladang minyak di al-Swaidiya melintasi titik penyeberangan perbatasan al-Mahmoudiya yang ilegal dari Suriah ke Irak.
Sebanyak 30 tangki minyak mentah lainnya dikirim dari lokasi yang tidak diketahui melalui al-Waleed, pos pemeriksaan perbatasan Suriah-Irak yang di luar kendali Damaskus.
Secara terpisah, sumber di al-Malikiyah, Suriah utara, mengatakan pasukan AS mengawal 20 truk gandum ke Irak utara melalui titik penyeberangan perbatasan Semalka.
Wilayah ini dikuasai militan Kurdi yang didukung AS dan Pemerintah Daerah Kurdistan Irak.
Media Suriah melaporkan kegiatan penyelundupan minyak dan makanan ilegal oleh pasukan AS dan mitranya ini dilakukan setiap minggu.
Konvoi lusinan truk tangka terkadang beberapa kali dalam seminggu. Pekan lalu, AS dilaporkan mengirim 43 tanker minyak di Suriah al-Jazeera ke Irak utara.
Damaskus telah berulang kali mengecam Washington atas kegiatannya, yang telah merampas akses negara itu ke sekitar 90 persen sumber daya minyaknya.
Suriah dipaksa beralih ke mitra Rusia dan Iran untuk bantuan pangan dan energi.
Sebelum konflik yang didukung asing meletus pada 2011 oleh AS dan sekutu regionalnya, Suriah menikmati swasembada baik dalam bahan pangan maupun energi.
AS telah menempatkan setidaknya 800 tentara di Suriah di sebelah timur Sungai Efrat sejak 2017.
Mereka menjaga ladang-ladang kaya minyak, sekaligus menunjukkan kehadiran AS untuk mencegah Damaskus merebut kembali kendali atas perbatasannya yang diakui secara internasional.
Seiring dengan penjarahan sumber daya Suriah, Washington dan sekutu Eropanya juga telah memberlakukan rezim sanksi yang menghancurkan negara tersebut.
Baca juga: Tiga Tentara Amerika Terluka Akibat Hantaman Roket ke Pangkalan AS di Suriah
Baca juga: Pasukan AS Kawal Konvoi 137 Truk Tangki Berisi Minyak Curian dari Suriah
Sanksi itu mencegah Suriah mengimpor segala macam barang, termasuk obat-obatan dan peralatan medis.
Pemerintahan Biden telah berusaha untuk menjaga kebijakan Suriahnya tetap rendah dan di bawah radar perhatian media.
Washington selalu berargumentasu pasukan yang ditempatkan di Suriah untuk mencegah kebangkitan ISIS atau Daesh.
Presiden Biden dan Gedung Putih menjalankan kebijakan pada pembenaran 'anti-terorisme' untuk pendudukan.
Presiden Donald Trump sebelumnya membuat takut para pejabat di Washington dengan mengakui AS berada di Suriah "hanya untuk minyak."
Ini memicu kekhawatiran AS mungkin menghadapi tuntutan hukum karena melanggar hukum internasional terkait penjarahan negara lain.
Perkembangan lain, pasukan Suriah membunuh 24 teroris ISIS selama operasi khusus di kota Daraa, Suriah selatan.
Kabar ini diumumkan Mayor Jenderal Oleg Yegorov, Wakil Kepala Pusat Rusia untuk Rekonsiliasi Pihak-pihak yang Berlawanan di Suriah pada 11 November.
"Unit keamanan negara Suriah menyelesaikan operasi khusus untuk mencari dan menetralisir teroris yang terkait dengan kelompok teroris ISIS di daerah perumahan Daraa al-Balad di kota Daraa," kata Yegorov.
Daraa al-Balad adalah nama umum untuk bagian selatan kota Daraa. Pasukan pemerintah Suriah dan pejuang lokal, beberapa di antaranya didukung oleh Rusia, telah beroperasi melawan sel-sel ISIS di daerah perumahan sejak 31 Agustus.
Menurut Mayor Jenderal Yegorov, lebih dari 300 bangunan digeledah, 24 teroris ISIS tewas, 24 lainnya ditangkap dan enam alat peledak rakitan ditemukan dan dilucuti selama operasi di Daraa al-Balad.
Selama periode yang sama, 21 pemberontak Suriah di Daraa menyerahkan 62 senjata kepada pasukan pemerintah, termasuk 50 senapan serbu dan 12 peluncur granat, serta lebih dari 8.000 butir amunisi.
Brigade ke-8 Korps ke-5 militer Suriah yang didukung Rusia yang sebagian besar terdiri dari pejuang lokal dan mantan pemberontak dari pedesaan Daraa, dilaporkan memimpin operasi kontra-terorisme di Daraa al-Balad dan bagian lain Daraa.(Tribunjogja.com/Sputniknews/Southfront/xna)
