Kudeta Burkina Faso, Jejak AS-Prancis di Afrika dan Moncernya Rusia

Prancis memiliki jejak panjang sebagai kolonialisnya Burkina Faso, Mali dan negara sekitarnya. AS memiliki pusat kendali operasi di negara itu.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Daily Mail
Tentara AS dan Prancis yang ditempatkan di Burkina Faso ikut mengatasi aksi penyaderaan di sebuah hotel di ibu kota negara tersebut beberapa waktu lalu. Kudeta 30 September 2022 du Burkina Faso menyulut spekulasi Rusia ikut andil di balik peristiwa itu. 

Mereka menggambarkan Compaoré sebagai perantara diplomatik yang produktif yang telah "mengubah negaranya yang terkurung daratan ... menjadi pembangkit tenaga diplomatik yang tidak mungkin."

Sayangnya, mereka menampung Islamis Aljazair yang diasingkan atas nama Prancis dan menengahi pihak yang berlawanan dalam perang saudara Togo.

Di bawah Presiden AS George W. Bush, Burkina Faso telah dihapus dari daftar negara terlarang, memungkinkan bantuan militer AS mengalir ke negara itu.

Empat tahun kemudian, Komando Afrika AS (AFRICOM) menandatangani perjanjian kerja sama militer bilateral.

Dengan mendukung peran militer, Burkina Faso berkembang di Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat.

Mereka jadi tuan rumah latihan tahunan Operasi Flintlock pada 2010. AFRICOM mempersiapkan angkatan bersenjata negara kecil itu.

Pada 2020, Kedutaan Besar AS mengkonfirmasi dalam lembar fakta berjudul “Perluasan Keterlibatan AS di Burkina Faso”.

Ada lebih dari 3.000 tentara dan polisi Burkinabe adalah penerima langsung program pelatihan dan peralatan AS setiap tahun, termasuk pelatihan pemeliharaan perdamaian.”

Presiden Roch Kaboré memimpin negara itu hingga Januari tahun ini ketika dia digulingkan oleh Kolonel Paul-Henri Damiba.

Peneliti yang berbasis di AS Nick Turse mencatat, seperti pendahulunya, Damiba juga menikmati pelatihan AS di bawah Flintlock, Kursus Pelatihan dan Bantuan Operasi Kontingensi Afrika Departemen Luar Negeri, Kursus Perwira Dasar Intelijen Militer-Afrika, dan Elemen Dukungan Militer Sipil Pentagon.

Selama bertahun-tahun, negara berpenduduk mayoritas Muslim di Burkina Faso telah mengalami ratusan serangan teror, yang diduga dilakukan oleh cabang al-Qaeda dan ISIS.

Sebagian penduduk memprotes anggapan kegagalan pemerintah untuk mengakhiri serangan. Demonstrasi terjadi di ibu kota, Ouagadougou, yang kebetulan merupakan tempat sebagian besar operasi rahasia AS berbasis.

Segera sesudah kudeta di Burkina Faso, Damiba tidak bertahan lama. Pada September Kapten Ibrahim Traore merebut kekuasaan.

Traore menuduh Damiba terbukti tidak berdaya untuk menghentikan serangan Islam. Apakah Pentagon melatih Traore juga?

"Ini adalah sesuatu yang harus kami selidiki dan hubungi Anda kembali,"  kata pejabat Pentagon menanggapi pertanyaan Nick Turse dari Grayzone.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved