Berita Jogja Hari Ini

Jadi Tuan Rumah Konferensi International, Big Data and Data Sains Bawa Manfaat untuk Jogja

Sedikitnya 98 partisipan dari sekitar 40 negara turut serta dalam 7th International Conference on Big Data and Data Science for Official Statistics

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Yuwantoro Winduajie
Penyelenggara bersama perwakilan peserta konferensi International Big Data and Data Science 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sedikitnya 98 partisipan dari sekitar 40 negara turut serta dalam 7th International Conference on Big Data and Data Science for Official Statistics pada Senin (7/11/2022).

Konferensi tersebut diharapkan akan menghasilkan kesepahaman tata kelola dan pengembangan big data untuk pemanfaatan statistik pembangunan secara internasional termasuk di Indonesia.

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Imam Machdi mengatakan, komunitas statistik bertugas untuk menyampaikan data, khususnya data  terkait pembangunan berkelanjutan.

Baca juga: Warga Gunungkidul Diimbau Rutin Bersihkan Saluran Air untuk Antisipasi Banjir Genangan

Indonesia sendiri ditunjuk menjadi tuan rumah lantaran dianggap telah memberikan kontribusi nyata dalam bidang big data. 

Salah satunya melalui pemanfaatan data seluler atau mobile positioning data (MPD) untuk mendukung kegiatan statistik.

“Hal ini termasuk juga menggunakan MPD untuk memprediksi atau mengestimasi emisi wilayah metropolitan,” papar Imam di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center, Sleman.

Contoh konkritnya kini BPS bisa menghasilkan data statistik pariwisata seperti mengetahui jumlah kunjungan wisatawan ke suatu destinasi wisata secara lebih cepat dan efisien.

Dulunya, petugas BPS menghimpun data secara konvensional atau dengan melakukan pendataan dari pintu ke pintu. Namun kini pelaksanaannya menjadi lebih mudah dengan MPD. 

"Kita bisa pantau gerakan mobile phone, saat individu lakukan perjalanan ke destinasi wisata. Dari mana ke mana bisa kita hitung melalui big data. Dulu perlu 6 bulan tapi sekarang bisa 2 bulan saja. Ini bisa membawa manfaat bagi pemerintah, termasuk di DIY,” tutur Imam.

Tingginya animo pada acara bertaraf internasional ini menunjukan bahwa Big Data ini sangat penting untuk mengimbangi kecepatan dinamika sosial ekonomi yang begitu tinggi.

Namun, tantangan yang dihadapi adalah validitas dari Big Data ini menjadi isu karena banyaknya informasi hoax yang beredar di internet.

“Kita harus mampu memfilter itu menghasilkan basic atau source yang kita gunakan. Itulah nanti yang akan kita manfaatkan untuk menghasilkan official statistic,” terangnya.

Secara khusus Imam menyampaikan konferensi big data membawa kontribusi bagi DIY yang bisa belajar lebih cepat dalam mengelola ilmu sains data.  

Di sisi lain, potensi yang dimiliki DIY baik bidang pariwisata maupun ekonomi bisa dikelola dengan cepat dan tepat sesuai kebutuhan.

Sementara Deputy Statistician General South Africa and acting chair of UNCEBD, Ashwell Jenneker, menuturkan, big data bisa dimanfaatkan untuk berbagai sektor kehidupan manusia.

Baca juga: Babak 16 Besar Liga Champions: Borussia Dortmund Vs Chelsea, Catat Jadwalnya

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved