Berita Sleman Hari Ini
BPCB DIY Tinjau Temuan Batu yang Diduga Benilai Sejarah di Padukuhan Gancahan VI Sleman
Dua batu itu pun diperkirakan mengalami pekerjaan kedua atau sudah pernah dimanfaatkan lagi sebagai lesung.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (BPCB DIY) telah menerima laporan berupa penemuan batu bersejarah dari warga Kapanewon Godean Kabupaten Sleman.
Laporan itu disampaikan melalui akun pengguna media sosial.
"Ketika kami menerima laporan itu langsung kami cek dulu data inventarisasi kami. Apakah obyek itu pernah di data atau belum," kata Arkeolog BPCB DIY, Jusman Mahmud saat dihubungi oleh Tribunjogja.com , Jumat (4/11/2022).
Kemudian, pihaknya melakukan pencocokan antara data inventarisasi dengan foto-foto laporan batu bersejarah, ternyata ada yang sudah terdata.
Temuan yang terdata itu berlokasi di Padukuhan Rewulu Kulon, Kalurahan Sidokarto, Kapanewon Godean.
Baca juga: Batu yang Diduga Bernilai Sejarah Ditemukan di Kapanewon Godean, Sleman
Akan tetapi, laporan temuan batu bersejarah di Padukuhan Gancahan VI, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Godean, belum tercatat di inventarisasi BPCB DIY.
"Maka kami perlu memeriksa. Apakah itu obyek yang sama atau berbeda. Akhirnya Jumat (4/11/2022) pagi, kami melakukan survei di Padukuhan Gancahan VI," tuturnya.
Saat ditinjau oleh pihaknya, ternyata terdapat dua obyek temuan batu bersejarah.
Obyek temuan pertama berlokasi di RT 2, RW 12 dan temuan kedua di RT 5, RW 14.
Dikatakannya, temuan batu pertama memiliki klasifikasi bentuk berupa yoni dengan ukuran 55x46 sentimeter dan temuan batu kedua memiliki klasifikasi bentuk lapik arca dengan ukuran 60x40 sentimeter.
"Untuk bentuk batu yoni ada di dalam pekarangan rumah bekas rais atau tokoh masyarakat di sana. Kemudian yang kedua atau lapik arca itu di pekarangan rumah bekas lurah lama. Jadi dua temuan itu ada di kediaman tokoh masyarakat, " jelasnya.
Berdasarkan kajian awal, pihaknya tidak menemukan konteks struktur candi.
Baik itu dinding maupun bangunan utama candi.
"Artinya, temuan-temuan tersebut bukan obyek baru," ucap Jusman.
"Menurut masyarakat batu itu sudah lama di sana. Tapi, kemungkinan itu bukan tempat aslinya. Kemungkinan sudah dipindahkan ya," imbuhnya.