Bupati Bantul Abdul Halim Muslih
Bupati Halim: Budidaya Lele di Bantul Terbuka Lebar
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menilai budidaya ikan lele berpotensi untuk berkembang di Bumi Projotamansari.
Penulis: Santo Ari | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menilai budidaya ikan lele berpotensi untuk berkembang di Bumi Projotamansari. Terlebih konsumsi ikan lele, termasuk untuk memenuhi kebutuhan warung kuliner di Bantul cukup tinggi, yakni mencapai tujuh ton dalam sehari.
Baca juga: Bupati Abdul Halim Ikut Memanen Ikan Lele di Balai Ikan Air Tawar Pundong
Baca juga: Bupati Abdul Halim Siap Bikin Perda Tentang Penangkap Ikan Pakai Setrum dan Racun
Abdul Halim mengatakan, meski kebutuhan tinggi, pasokan ikan lele dari Bantul baru mampu mencapai 1-2 ton dalam sehari. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan lele harus mendatangkan dari luar daerah, misalnya Boyolali atau daerah lain di Jawa Tengah.
“Kekurangan pasokan ikan lele di Bantul seharusnya menjadi peluang besar bagi warga Bantul untuk membudidayakan ikan lele, karena pasar terbuka lebar,” ujar Abdul Halim Muslih, saat menghadiri panen ikan lele di Omah Lele di Kalurahan Srihardono, Kapanewon Pundong, Bantul, Rabu (2/11/2022).

Maka dari itu, Bupati Halim meminta Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mendorong warga masyarakat membudidaya ikan lele dan mendampinginya. Pendampingan diperlukan untuk budidaya dalam jumlah besar.
“Kalau budidaya ikan lele dalam jumlah kecil berpotensi mengalami kerugian, karena ketergantungan akan pelet yang harganya terkadang naik terus. Sehingga, tidak mampu menutup biaya modal dan perawatan,” lanjut Bupati Bantul.
Namun demikian, imbuh Halim, hal berbeda akan dirasakan pembudidaya ikan lele berskala besar. Contohnya, Omah Lele yang mampu membudidayakan ikan lele di 270 kolam terpal.
Disebutkan, ratusan kolam yang dikelola 24 orang ini mampu menghasilkan panen senilai Rp30 juta per hari. Jika dikurangi biaya operasional termasuk pakan, maka masih mendapatkan laba bersih Rp12 juta.
Dengan demikian, dalam satu bulan perputaran uang bisa efisien dan menguntungkan dengan capaian hingga Rp300 juta. “Budidaya ikan lele skala besar akan lebih menguntungkan, jika didukung teknologi di dalamnya,” lanjutnya. (nto/ayu)