Satu Dasawarsa Keistimewaan
Perayaan Hari Aksara Internasional Menutup Rangkaian Peringatan Satu Dasawarsa Keistimewaan DIY
Perayaan Hari aksara Internasional dimaksudkan sebagai momentum untuk mengingatkan pentingnya literasi dan memajukan agenda keaksaraan.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Peringatan Satu Dasawarsa atau 10 tahun disahkannya Undang-Undang No 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY bertema 'Kaistimewan Suluhing Peradaban', usai digelar Paniradya Pati Kaistimewan DIY bersama organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemda DIY, kabupaten, kota, kapanewon dan kelurahan.
Sebelumnya, acara peringatan Satu Dasawarsa Keistimewaan dibuka di Pintu Gerbang Barat, Kompleks Kantor Gubernur DIY, Kepatihan Danurejan, Rabu (10/8/2022).
Setelah digelar rangkaian kegiatan, kemudian ditutup di Gerbang Pleret, Sabtu (10/9/2022) sekaligus peresmian Gerbang Pleret dan Perayaan Hari Aksara Internasional oleh Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji.
Dalam acara penutupan tersebut juga diumumkan para pemenang dalam Kejuaraan Olimpiade Bahasa dan Aksara Jawa yang juga untuk memperingati Hari Aksara Internasional .
Baca juga: Sambut Hari Aksara Internasional, Yogyakarta Dicanangkan Sebagai Kota Hanacaraka
Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan di Hari Aksara Internasional pihaknya ingin membawa aksara jawa bisa mendunia, bisa dikenal oleh masyarakat luas bukan hanya Jawa atau Indonesia saja.
Dirinya pun merasa bangga kepada para pelajar yang sudah mengikuti Kejuaraan Olimpiade Bahasa dan Aksara Jawa yang jumlahnya mencapai 10 ribu orang.
"Ini memberikan gambaran kepada kita bahwa antusiasme anak-anak pelajar kita baik di tingkat SMA SMK maupun di tingkat SMP dan SD terhadap aksara jawa sudah cukup kuat," ujarnya.
Ia pun berharap kepada para pemenang dapat menjadi pelopor terdepan dalam menyosialisasikan pemanfaatan aksara Jawa dalam kehidupan sehari-hari.
Karena menurutnya, aksara menjadi sebuah cerminan bagi peradaban sebuah komunitas, bagi sebuah kelompok masyarakat tertentu dan bagi sebuah bangsa.
Ia pun berharap generasi mudah dan seluruh masyarakat tidak buta aksara jawa.
Maka dari itu perlu selalu dilakukan aktivitas-aktivitas untuk melestarikannya termasuk digitalisasi aksara jawa.
"Saya kira digitalisasi aksara jawa akan membawa masyarakat kita semakin mencintai dan memahami aksara Jawa yang sesungguhnya bisa memberikan gambaran tentang peradaban masyarakat di Yogyakarta dan di Jawa pada umumnya," ungkapnya.
Sementara itu terkait Gerbang Pleret, ia menyebutkan bahwa ini memiliki filosofi sebagai tempat untuk masuk di sebuah tempat tertentu, sesuatu tempat yang sangat berharga dalam kaitannya ini adalah tempat pengembangan kebudayaan.
Baca juga: Gebyar Satu Dasawarsa UUK, Ajak Masyarakat Jaga Keistimewaan DIY
"Pengembangan kebudayaan selain untuk memajukan peradaban bagi masyarakat, tetapi juga tentu bisa mendatangkan orang-orang baik dari mancanegara maupun dari domestik. Dengan launchingnya Gerbang Pleret, harapannya dapat menjadi momentum untuk memulai aktivitas dalam rangka kemajuan kebudayaan," tuturnya.
Selain dari kebudayaan, kawasan ini juga disebutnya bisa mengangkat potensi pariwisata sehingga dapat memajukan perekonomian masyarakat dan mensejahterakan masyarakat.