Perang Rusia Ukraina

Pakar Konflik Sebut Eropa Diam-diam Kurangi Dukungan ke Ukraina

Pakar konfik Uriel Araujo mengatakan sejumlah negara besar Eropa diam-diam mengurangi dukungan dana dan senjata ke Ukraina.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
RT.com
Gudang amunisi yang terbakar di selatan kota Belgorod Rusia, dekat perbatasan Ukraina 

TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW - Peneliti konflik etnik dan kolumnis situs analis intelijen Southfront.org, Uriel Araujo, menyatakan ada penurunan signifikan dukungan dana dan bantuan militer dari Eropa ke Ukraina.

Ia merujuk ekpose survei Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia, enam negara Eropa terbesar tidak memberikan janji militer baru kepada Kiev bulan lalu. Ulasannya dipublikasikan di situs Southfront.org, Selasa (23/8/2022). 

Ini adalah pertama kalinya hal seperti itu terjadi sejak awal konflik pada Februari 2022. Selain Spanyol, Prancis, Jerman dan Italia, bahkan Inggris dan Polandia tidak membuat komitmen militer baru ke Ukraina.

Baca juga: Jerman Pasok Ribuan Roket Thales Berpemandu Laser ke Ukraina

Baca juga: Washington Beri Lampu Hijau Ukraina Serang Target di Krimea

Baca juga: Ukraina Takkan Mampu Serang Balik, Rusia Akan Segera Rebut Odessa

Ini mengejutkan mengingat mereka adalah pendukung setia Ukraina sejak awal perang. Bagaimanapun, dukungan militer Eropa telah menurun sejak April.

Araujo menduga Eropa diam-diam "meninggalkan" Kiev. Secara keseluruhan, bantuan Eropa untuk Ukraina hanyalah sebagian kecil dari perkiraan dana pemulihan pandemi sebesar €800 miliar.

Bantuan itu diberikan dalam bentuk pinjaman dan hibah. Jerman pada gilirannya membutuhkan waktu terlalu lama untuk mewujudkan pengiriman tank, sehingga mereka mengirim tank era Soviet ke Kiev.

Ada banyak kemungkinan alasan untuk apa yang tampaknya menjadi "pengabaian" secara bertahap terhadap Ukraina.

Fakta indeks korupsi Transparency International menempatkan Ukraina di urutan ketiga terbawah dianggap punya peran besar.

Aliran besar senjata Eropa ke Ukraina berdampak, khususnya rudal Javelin. Tetapi juga benar sebanyak 70 persen persenjataan yang dikirim tidak pernah mencapai garis depan.

Sebagian besar berakhir di pasar gelap. Sekretaris Jenderal Interpol Jürgen Stock memperingatkan bahaya yang ditimbulkan situasi seperti itu.

Bagaimanapun, senjata barat tidak akan pernah bisa menjamin kemenangan Ukraina, dan kemenangan Rusia, meskipun hanya sebagian, tetap menjadi satu-satunya skenario yang mungkin.

Perlahan tapi pasti, Moskow terus membuat kemajuan dalam operasi militernya. Penarikannya dari Ukraina Utara tidak terlalu menjadi masalah, karena “menaklukkan Ukraina” tidak pernah menjadi tujuan Rusia.

Poin utama Moskow adalah menjauhkan NATO dari lingkungan geostrategisnya sendiri dan menghentikan persekusi Kiev terhadap penduduk Donetsk dan Luhansk sejak 2014.

Fase kedua dari “operasi khusus” Rusia adalah tentang mengepung dan menetralisir pasukan Kiev di Ukraina Tenggara, dan, sebagian besar, ini dilakukan dengan sangat efisien.

Resimen Azov sayap kanan yang terkenal, yang sampai saat ini memiliki kehadiran yang kuat di kota Mariupol, sebagian besar telah dinetralisir, dan banyak pemimpinnya telah ditangkap.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved