Berita Bantul Hari Ini

Kampung di Pleret Bantul Ini Kenalkan Mesin Pencetak Konblok Berbahan Residu Sampah Plastik

Koordinator Kampung Bijak Sampah, Megan Dwi Pramudia mengungkapkan, bahwa sebelumnya komunitas ini memiliki banyak kegiatan bersih

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Santo Ari
Mesin pengolah residu sampah plastik menjadi bahan bangunan 

Di dalam mesin pencampuran tersebut, terjadi proses pemanasan residu plastik tersebut sehingga mencair dan mampu berfungsi menjadi perekat pasir.

"Bisa dikatakan plastik ini menggantikan semen. Setelah pasir dan plastik tercampur langsung bisa kita cetak," ungkapnya.

Agung Wisda menambahkan, selain tidak memerlukan pembakaran, keunggulan alat yang mereka ciptakan ini adalah dapat mencetak konblok, batako atau benda lain secara cepat.

"Hanya dibutuhkan waktu 5 sampai 10 menit untuk membuat batako dan langsung bisa digunakan. Kalau yang umumnya, perlu waktu dua minggu karena harus dijemur di bawah sinar matahari," ungkapnya.

Adapun untuk pembuatannya, dibutuhkan perbandingan 70 persen pasir dan 30 persen sampah residu. Dengan adanya sifat plastik tersebut, maka produk yang dihasilkan pun tahan lama dan tidak mudah pecah meski dibanting.  

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, Ari Budi Nugroho menyatakan apresiasinya atas gerakan Kampung Bijak Sampah ini. Menurutnya ini adalah inovasi untuk menyelesaikan permasalahan sampah, khususnya  sampah anorganik.

"Sampah ini akan jadi masalah kalau kita tidak mulai menyelesaikannya dari sumber sampah. Apalagi setiap hari kita menghasilkan sampah. Bantul dengan jumlah penduduk 1 juta memiliki potensi sampah mencapai 300 ton per hari. Kalau itu tidak dikelola akan mencemari lingkungan. Ada yang dibuang di saluran irigasi, sungai, pinggir jalan, laut dan sebagainya," ungkapnya.  

Maka dari itu, perlu adanya perubahan pola pikir, dimana sampah harus jadi komoditas, sehingga mempunyai nilai ekonomi tinggi.

Baca juga: Dua Keluarga Peserta Program Transmigrasi Asal Kulon Progo Siap Berangkat ke Mahalona

Baik sampah organik maupun anorganik.

Ia pun berharap Kampung Bijak Sampah dapat bersinergi dengan Pemkab Bantul agar kedepan masalah sampah di Bumi Projotamansari dapat terselesaikan.  

"Bupati sudah mencanangkan Bantul Bersih Sampah 2025 (Bantul Bersama). Bersih sampah bukan berarti tidak ada sampah, tapi sampah itu dapat terkelola dengan baik dari rumah tangga sampai TPS. Di Bantul ada BUMKal, dari 75 kalurahan ada 24 yang bergerak mempunyai unit usaha pengelolaan sampah. Ini yang didorong ke depan agar sampah bisa selesai dari tingkat kalurahan," pungkasnya. (nto) 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved