Pusat Kajian Antikorupsi UGM Tanggapi Kepercayaan Publik ke KPK yang Merosot
Hasil survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan citra KPK berada di angka 57 saja atau paling rendah dalam lima tahun terakhir.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Zaenur Rohman merespon hasil survei Litbang Kompas terkait kepercayaan publik kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dari hasil itu mengalami kemerosotan.
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan citra KPK berada di angka 57 saja atau paling rendah dalam lima tahun terakhir.
Zaenur Rohman menyebut bukan hal mudah untuk kembali memperoleh kepercayaan publik tersebut.
Ia menjelaskan, harus ada langkah nyata dari lembaga antirasuah itu sendiri ke depan.
Baca juga: Pengakuan Buronan KPK Mardani Maming "Menghilang" Sebelum Menyerahkan Diri
"Saya pikir tidak mudah ya kepercayaan publik untuk dikembalikan. Bisa sih bisa, kalau menurut saya kepercayaan publik itu harus, hanya bisa dikembalikan dengan bukti nyata," kata Zaenur saat dikonfirmasi, Rabu (10/8/2022).
Bukti paling nyata yang bisa dilakukan KPK , kata Zaenur adalah dari kinerja.
Menurutnya publik sebenarnya sudah paham bahwa seperti Firli Bahuri merupakan sosok yang bermasalah sejak awal.
Namun yang diinginkan oleh publik adalah kinerja dari KPK baik dari sisi penindakan maupun pencegahan.
Misalnya saja kasus korupsi Harun Masiku.
"Harun Masiku buron itu menjadi salah satu yang menurunkan kepercayaan publik. Karena sejak awal seakan-akan Harun Masiku itu diberi kesempatan untuk lari atau tidak segera untuk ditahan ditangkap," terangnya.
Kemudian KPK juga harus mempunyai kinerja yang baik di bidang penindakan.
Kasus-kasus besar strategis harus dibongkar oleh KPK .
Sebab, ia menilai masih sangat banyak kasus yang tertunggak sampai sekarang dan juga tidak ada penyelesaian.
Contohnya, kata Zaenur, E-KTP hingga BLBI atau kasus-kasus mutakhir seperti kasus bansos.
"Semua masih berada di permukaan saja yang terbongkar. Baru sebagian kecil," imbuhnya.