Berita Internasional
Sejarah Bom Atom "Little Boy" Hancurkan Hiroshima dan Nagasaki Hingga Buat Jepang Menyerah
Little Boy yang memiliki berat 9000 ton tersebut meledak di ketinggian 2000 kaki di atas Kota Hiroshima.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Sebelum Perang Dunia Ke-II terjadi pada 1939, sekelompok ilmuwan AS prihatin terhadap penelitian senjata nuklir yang dilakukan oleh Nazi Jerman.
Pada 1940, AS mulai mendanai program pengembangan senjata atomnya sendiri setelah masuk ke dalam Perang Dunia ke-II.
Proyek rahasia tersebut kemudian diberinama dengan nama kode "Proyek Manhattan" dengan dipelopori oleh Korps Insinyur Angkatan Darat AS.
Selama beberapa tahun berikutnya, para ilmuwan yang dipimpin oleh J. Robert Oppenheimer bekerja untuk mengubah uranium dan plutonium menjadi bom atom.
Akhirnya pada 16 Juli 1945, Proyek Manhattan mengadakan uji coba bom atom pertamnya di Alamogordo, New Mexico.
Disaat yang sama dengan uji coba bom atom pertama AS, pihak sekutu telah berhasil melumpuhkan Jerman di Eropa.
Mengetahui rekannya telah kalah, Jepang tetap berjuang mempertahankan wilayahnya di Pasifik.
Dalam posisi yang terjepit membuat perlawanan Jepang kepada pihak sekutu menjadi lebih mematikan.
Hal ini dibuktikan dengan setengah dari total korban pihak sekutu tewas pada saat tiga tahun terjadi perang di Pasifik.
Pihak sekutu kemudian membujuk Jepang untuk menyerah dengan adanya Deklarasi Potsdam, tetapi Jepang bersikeras menolak tawaran tersebut.
Jepang akhirnya diancam dengan "kehancuran segera dan total" oleh pihak sekutu.
Pemerintah AS dan para ilmuwan Proyek Manhattan percaya jika bom atom dapat menjadi harapan untuk mengakhiri perang dengan cepat.
Selain itu juga menempatkan AS pada posisi dominan untuk menentukan arah dunia pascaperang.
Baca juga: Ahli Rudal Hipersonik Rusia Dr Alexander Shiplyuk Ditangkap Polisi, Diduga Berkhianat
Kronologi
Setelah berhasil membuat bom atom, AS kemudian menggunakannya untuk melawan Jepang.