Konflik China Taiwan

Media China Tunjukkan Kemarahan Susul Kehadiran Nancy Pelosi di Taiwan

Tajuk rencana media Global Times menyuarakan kemarahan Beijing atas kehadiran Ketua DPR AS Nancy Pelosi di Taipei, Taiwan.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
China Military/Global Times
ARMADA kapal perang China berlayar di perairan Laut China Selatan dalam rangkaian latihan gugus tugas luat. China memperingatkan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan bisa "membakar" kawasan dan hubungan China-Rusia. 

TRIBUNJOGJA.COM, BEIJING – Media Global Times yang dikontrol pemerintah Beijing, menunjukkan kemarahan menyusul kehadiran Ketua DPR Nancy Pelosi di Taipei, Taiwan.

Global Times lewat editorialnya Rabu (3/8/2022) menyebut Pelosi seperti pencuri yang meledakkan ranjau ke situasi di Selat Taiwan dan hubungan China-AS.

Media itu megingatkan, China telah berulang kali memperingatkan betapa mengerikannya sifat kunjungan itu dan seberapa serius konsekuensinya.

Tetapi Pelosi menutup telinga, Washington juga tidak mengambil langkah-langkah efektif untuk menghentikannya, yang memicu babak baru ketegangan dan tantangan berat di seluruh selat.

“Kali ini, seluruh dunia telah melihat jelas siapa yang mengubah status quo di Selat Taiwan, siapa yang pertama kali memprovokasi, dan siapa yang merusak perdamaian dan stabilitas lintas-selat,” tulis Global Times.

Baca juga: Tampil di Parlemen Taiwan, Nancy Pelosi Sebut Taiwan Masyarakat Bebas

Baca juga: Analis Politik Prediksi Kunjungan Pelosi ke Taiwan Takkan Picu Perang

Baca juga: Ini Perkiraan Skenario China Jika Ketua DPR AS Nancy Pelosi Nekat Datang ke Taiwan

Menurut mereka, sungguh ironi ketiga poin ini telah berbalik menjadi sasaran serangan opini publik AS dan barat terhadap China selama beberapa waktu.

Pihak berwenang Partai Progresif Demokratik Taiwan (DPP) telah mengambil kesempatan untuk menjadikan dirinya "korban" dan memainkan kartu belas kasihan.

“Tiba-tiba, opini publik internasional tentang Taiwan diaduk menjadi kekacauan,” lanjut editorial Global Times.

Namun menurut mereka narasi negatf pihak AS tidak bisa meyakinkan banyak pihak tentang apa yang dilakukan China.

Perilaku agresif Nancy Pelosi yang mencerminkan kebijakan luar negeri AS, tidak mendapatkan dukungan dari Sebagian mitra kuat AS di Asia dan Australia.

Tindakan provokatif yang bodoh, sembrono, dan berbahaya Pelosi menyatukan seluruh tanggung jawab untuk merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan kepada AS dan otoritas Partai Demokratik Taiwan.

“Ini adalah eskalasi baru kolusi antara AS dan pulau Taiwan, perubahan serius dan destruktif terhadap status quo di Selat Taiwan, dan juga pengkhianatan terhadap komitmen politik serius AS terhadap China,” masih menurut Global Times.

Langkah itu selain melanggar prinsip satu China dan Tiga Komunike antara China dan AS, kunjungan tersebut juga melanggar Resolusi PBB 2758.

Beberapa politisi di AS menggunakan apa yang disebut pemisahan kekuasaan sebagai kedok untuk mencoba mengelak dari tanggung jawab.

Global Times menegaskan, setiap negara berdaulat yang merdeka tidak akan pernah membiarkan kekuatan campur tangan eksternal dan kekuatan separatis internal untuk bersama-sama berkonspirasi untuk merusak kedaulatan, keamanan dan integritas teritorialnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved