CARA Aman Menyantap Daging Kambing Bagi Penderita Tekanan Darah Tinggi, Tensi No Worry!

Jika memahami bagaimana cara mengolah daging kambing yang benar, ternyata bisa dikonsumsi bagi mereka yang hipertensi.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Rina Eviana
Shutterstock
Ilustrasi makan daging 

Tribunjogja.com - Penyembelihan hewan kurban merupakan salah satu ibadah yang dilakukan umat muslim ketika Idul Adha.

Maka biasanya saat Idul Adha seperti sekarang ini, stok daging sapi dan kambing di rumah melimpah.

Daging menjadi menu yang akan disajikan di meja makan dalam beberapa hari. Umumnya orang akan sangat suka daging.

Namun tak semua daging bisa disantap, terutama penderita hipertensi alias tekanan darah tinggi khususnya daging kambing.

Daging kambing
Daging kambing (ojaexpress.com)

 

Sebab, daging kambing diyakini bisa memicu darah tinggi.

Meski begitu, jika memahami bagaimana cara mengolah daging kambing yang benar, ternyata bisa dikonsumsi bagi mereka yang hipertensi.

Dilansir dari Kompas.com, (20/7/2021), daging kambing tidak sepenuhnya menjadi penyebab darah tinggi.

Baca juga: Jenis Teh untuk Alternatif Obat Herbal Hipertensi, Cocok Diminum Setelah Kebanyakan Makan Daging

Penjelasan terkait hal itu dapat ditemukan dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan: Memahami Gejala, Tanda dan Mitos (2019) karya Umar Zein dan Emir El Newi.

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa daging kambing tetap lebih baik daripada daging sapi maupun ayam, sehingga aman dikonsumsi bahkan oleh penderita hipertensi.

Cara aman mengonsumsi daging kambing

Sementara, dokter spesialis gizi klinik, dr. Johanes Chandrawinata, Sp.GK. mengatakan, daging kambing lebih menyehatkan untuk tubuh.

"Daging kambing memiliki kandungan lemak dan kolesterol yang lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi," kata Johanes, saat dihubungi Kompas.com, 17 Juli 2021.

Namun perlu diingat, daging yang dimaksud di sini adalah murni daging merah tanpa jeroan seperti usus, babat, atau otak.

Ia menjelaskan, mengonsumsi satu kilogram daging kambing tidak akan mendatangkan darah tinggi.

"Kambing cukup sehat asal dagingnya saja, bukan dibarengi dengan jeroan seperti babat, otak, dan usus," tegasnya.

Sebagai informasi, dalam takaran 100 gram daging, lemak daging kambing hanya 3,03 gram, sementara lemak daging sapi 7,72 gram.

Ini Hal yang Tidak Dibolehkan Saat Olah Daging Kurban, Jangan Cuci Pakai Air!
Ilustrasi Daging Kurban, Jangan Cuci Pakai Air! (pixabay)

Kolesterol daging kambing juga sedikit lebih rendah, yakni 75 miligram, dan kolesterol daging sapi 80 miligram.

Baca juga: Daging Sapi vs Kambing, Mana yang Mengandung Kolesterol Lebih Tinggi?

Kurangi lemak dan kolesterol saat memasak daging

Selain memotong lemak, kulit, dan jeroan, ada beberapa cara lain untuk mengurangi lemak.

Menurut National Health Service United Kingdom, berikut tips-tipsnya:

-Panggang dagingnya, jangan digoreng. Sebagai gambaran, steak buntut panggang tanpa lemak mengandung sekitar setengah lemak steak buntut goreng dengan lemak.

-Jangan menambahkan lemak atau minyak ekstra saat memasak daging. Sebagai gantinya, cobalah memanggang daging di rak logam di atas loyang panggang agar lemaknya bisa keluar/jatuh.

-Gunakan daging dalam jumlah yang lebih sedikit. Supaya gizi seimbang, tambahkan lebih banyak porsi sayuran, kacang-kacangan dan makanan bertepung dalam bentuk hidangan seperti semur, kari, maupun sop.

Baca juga: Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Daging? Cek Penjelasannya

Konsumsi daging kurban secara sehat dan aman

Makanan sehat tentu dimulai dengan cara memasak yang aman, sehingga menyiapkan dan memasak daging kurban dengan benar menjadi sangat penting.

Beberapa orang beranggapan, daging mesti dicuci sebelum dimasak.

Namun justru ini meningkatkan risiko keracunan makanan karena tetesan air memercik ke permukaan dan dapat mencemari daging dengan bakteri.

Untuk itulah, langkah terbaik adalah dengan tidak mencuci daging sama sekali.

Memasak daging dengan cara yang benar akan membunuh bakteri-bakteri berbahaya pada daging.

Jika daging tidak dimasak sepenuhnya, bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan.

Selain itu, bakteri dan virus dapat ditemukan melalui daging tertentu. Artinya, Anda harus memasak jenis daging ini sampai habis.

Saat daging dimasak seluruhnya, sarinya akan jernih dan tidak ada daging merah muda atau merah yang tersisa di dalamnya.

Pada dasarnya, semua jenis daging sebaiknya harus dimasak sampai matang termasuk unggas.

Namun, Anda boleh memakan seluruh potongan daging sapi atau domba yang bagian dalamnya masih berwarna merah muda – atau istilahnya “rare”.

Syaratnya, selama bagian luarnya dimasak, karena bakteri apa pun pada umumnya berada di bagian luar daging.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved